Hasil Survei Fixpoll

Mayoritas Masyarakat Tak Puas pada Kinerja Jokowi Tangani Pandemi

Senin, 23 Agustus 2021 – 19:25 WIB
Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia Mohammad Anas AR. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga survei, Fixpoll Indonesia merilis hasil surveinya tentang penanganan pandemi covid-19.

Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia Mohammad Anas AR mengatakan mayoritas publik tak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi dalam penanganan pandemi.

BACA JUGA: Indonesia Jadi Negara Tertinggi Kematian Covid-19, MPR RI Desak Pemerintah Evaluasi Penanganan Pandemi

Dia menyebut hal ini sesuai hasil survei yang digelar 16-27 Juli 2021 dengan model multistage random sampling, jumlah responden sebanyak 1.240 orang serta margin of error 2,89 persen.

Menurut Anas AR, survei ini dilakukan untuk mengetahui persepsi publik terhadap penanganan pandemi covid-19 yang dilakukan pemerintah. Apalagi pandemi sudah lebih setahun berjalan dengan berbagai dinamika dari kebijakan yang diambil pemerintah.

BACA JUGA: Perihal Berita di Medsos, Syarief Hasan: Telaah Dulu Kebenarannya

Hasil survei yang dilakukan menunjukkan penanganan covid-19 di Indonesia mayoritas masyarakat menilai negatif.

“Ada 30,9 persen menilai penanganan pandemi buruk bahkan ada 6,8 persen menilai sangat buruk. Bila ditotal, ada 37,7 persen persepsi yang negatif atau tidak puas. Persepsi positif hanya 35,1 persen, netral 24 persen dan tidak tahu/tidak jawab ada 3,2 persen,” ungkap Anas saat paparanhasil survei secara daring, Senin (23/8/2021).

BACA JUGA: Selamat, TNI AL Menjuarai Lomba Menembak Nasional Perbakin

Anas menyebut kinerja Presiden Joko Widodo untuk penanganan covid-19 juga persepsinya mayoritas negatif. Ada 32,2 persen publik tak puas bahkan ada 5,6 persen sangat tidak puas.

Bila ditotal ada 37,8 persen yang menilai negatif.

Sementara yang menilai positif hanya sekitar 33,4 persen. Sisanya netral 25,6 persen dan ada 3,2 persen yang tidak memberikan jawaban atau tidak tahu.

“Selain itu, dari survei kami terkait vaksinasi ternyata ada 78,7 persen belum mengikuti program vaksin. Sebanyak 32,7 persen menyatakan karena takut efek sampingnya. Juga ada sebanyak 22,7 persen karena belum tersedia. Ini artinya percepatan pemerataan vaksin juga jadi PR bagi pemerintah,” bebernya.

Waketum PKB Jazilul Fawaid yang menjadi salah satu penanggap menuturkan data survei ini tentu menjadi suatu referensi persepsi publik terhadap kebijakan pemerintah khususnya yang terkait dengan penanganan pandemi.

Hanya saja, menurut Gus Jazil sapaan Jazilul, sulit untuk bisa memuaskan semua pihak. Apalagi pandemi covid-19 ini hal yang baru.

“Jelas sulit memuaskan semua pihak dalam kondisi pandemi seperti ini. Yang patut diapresiasi, solidaritas masyarakat kita sangat tinggi saat pandemi. Saling membantu. Ini yang utama karena penanganan pandemi ini butuh kerja sama semua pihak," ujar Wakil Ketua MPR RI ini.

Sementara Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai hasil survei Fixpoll ini mengungkap fakta menarik. Salah satunya tingkat ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi covid-19.

Menurut Herzaky, survei ini mesti menjadi catatan bagi pemerintah. Bukan untuk menyalahkan namun untuk melakukan koreksi dan perbaikan apalagi pandemi sudah setahun lebih.

“Semestinya pemerintah lebih sigap. Fokus pada penanganan pandemi atau apinya setelah itu baru fokus ke ekonomi atau asapnya,” ujar Herzaky.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler