Mayoritas Pemilih Tidak Hadir ke TPS saat Pilgub Jatim

Kamis, 28 Juni 2018 – 17:26 WIB
Cagub Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama keluarga melakukan pencoblosan di TPS 16 Jemursari, Surabaya. Foto: SURYANTO/RADAR SURABAYA/JPNN.com

jpnn.com, SIDOARJO - Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak unggul di Kabupaten Sidoarjo. Data sementara yang diperoleh tim bakesbangpol menunjukkan, pasangan nomor urut 1 itu meraih 238.617 suara atau 56,22 persen.

Sedangkan pasangan nomor urut 2 Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno hanya mendapatkan 185.824 suara (43,78 persen).

BACA JUGA: Usaha Sudah Maksimal, PDIP Akui Khofifah Lebih Unggul

Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Sidoarjo sejatinya tercatat ada 1.359.815.

Namun, yang hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) hanya 438.870 orang (32,27 persen). Yang tidak hadir mencapai 920.945 orang atau 67,73 persen.

BACA JUGA: Bukti Pengaruh Pakde Karwo Lebih Kuat dibanding PDIP – PKB?

Kemenangan Khofifah di Kota Delta itu tidak mengejutkan. Dalam dua kali pemilihan gubernur (pilgub) Jatim sebelumnya, mantan menteri sosial itu juga selalu menang.

Tepatnya saat melawan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf pada 2013 dan 2008. Di seluruh kecamatan Khofifah-Emil unggul cukup jauh.

BACA JUGA: Khofifah – Emil Menang di 25 Daerah di Jatim

Di TPS sejumlah tokoh parpol pendukung Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno pun, pasangan Khofifah-Emil juga unggul. Hasil di TPS 1 Magersari misalnya.

TPS itu tempat Ketua DPC PKB Sidoarjo Saiful Ilah mencoblos. Ternyata Khofifah-Emil mendulang 189 suara. Sedangkan pasangan Gus Ipul-Puti meraih 152 suara.

Kemenangan Khofifah di Sidoarjo akan menjadi bahan evaluasi bagi PKB. Demikian juga PDIP.

Sejatinya dua parpol itu peraih kursi mayoritas di DPRD. Toh, ternyata dukungan parpol tersebut kepada Gus Ipul-Puti tidak sejalan dengan hasil di pilgub.

Padahal, pada dua periode pilgub sebelumnya, Khofifah menang karena diusung PKB. "Ya, ini tentu jadi bahan evaluasi kami," kata Sekretaris DPC PKB Sidoarjo Abdillah Nasih.

Sejak awal, lanjut Nasih, PKB telah memperhitungkan apakah hasil dua pilgub Jatim sebelumnya diraih karena berjalannya mesin partai atau masifnya gerak perempuan Muslimat NU.

Sebab, Khofifah memiliki pengaruh yang begitu kuat di Muslimat. Maklum, dia duduk sebagai ketua umum PP Muslimat NU.

"Hasil dari pilgub ini memang membuat kami bisa mengukur diri dan melihat langkah-langkah apa yang bisa dilakukan," ujarnya.

Nasih menegaskan, PKB segera menentukan langkah. Sebab, mereka berhasrat memenuhi target meraih minimal 18 kursi di Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019. Pemilihan tersebut tinggal setahun lagi.

"Kami yakin bisa segera merekatkan kembali perbedaan pilihan dalam pilgub ini untuk menghadapi pileg nanti," tegasnya.

Merekatkan perbedaan pilihan itu antara lain bisa dilakukan dengan merangkul kembali pemilih dari Muslimat.

Di sisi lain, Nasih juga melihat langkah PKB membuka diri terhadap kelompok profesional dalam pencalegan kali ini sebagai hal tepat.

PKB membutuhkan cara untuk meraup pasar di luar pemilih loyal selama ini.

"Kami belajar banyak dari pilgub ini. Mudah-mudahan langkah kami nanti benar-benar cermat untuk meraup hasil maksimal di pileg," harap anggota DPRD Sidoarjo tersebut. (fim/c9/hud/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Ipul dan Tumpeng Ultah Mbak Puti


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler