Sebuah survei yang dilakukan oleh Lowy Institut menyebutkan bahwa hampir 90 persen warga Australia tidak menyetujui warga asing membeli ladang pertanian mereka.
Survei itu menunjukkan 87 persen responden menentang keputusan pemerintah Federal Australia yang mengijinkan perusahaan asing membeli lahan pertanian Australia. Angka ini enam persen lebih tinggi dibandingkan survei serupa yang dilakukan empat tahun lalu.
BACA JUGA: Ogoh-Ogoh dari Indonesia Tampil di Tasmania
The Lowy Institute juga mengatakan bahwa porsi mereka yang setuju dengan kepemilikan asing juga turun dari 18 persen menjadi 11 persen.
"Hasil jajak kami di tahun 2016 menunjukkan bahwa investasi asing di bidang pertanian semakin tidak populer dan menunjukkan ini tetap menjadi isu politik yang sulit." kata Dr Michael Fullilove, Direktur Eksekutif Lowy Institute.
BACA JUGA: Terkesan Tradisi Ramadan, Dubes Australia Bukber 15x
Survei telepon dilakukan menanyai sekitar 1200 warga Australia dan dilakukan antara 26 Februari sampai 15 Maret lalu, dua bulan setelah Bendahara Utama menolak tawaran sebuah perusahaan China guna membeli lahan peternakan Kidman, yang meliputi tanah terluas milik pribadi di Australia.
Bendahara Utama Scott Morrison kemudian secara resmi menolak tawaran China yang sudah diperbaiki terhadap Kidman bulan April lalu.
BACA JUGA: Benarkah Tradisi Fine Dining sudah Mati?
Hari Selasa (21/6/2016) ABC menerima laporan bahwa Morrison sudah memberikan waktu tambahan tiga tahun kepada pemilik asing lahan pertanian, Cubbie Station, untuk memenuhi persyaratan dalam pembelian, yaitu menurunkan saham kepemilikan dari 80 persen menjadi 51 persen.
Kantor Morrison sudah mengukuhkan bahwa perusahaan tekstil Cina Shandong Ruyi, yang memiliki lahan kapas Cubbie Station tersebut, meminta agar mendapatkan perpanjangan waktu guna mencari investor tambahan. Ini menjadi penunjuk bahwa mereka tidak bisa memenuhi tenggat waktu sebelumnya yaitu bulan Oktober 2015.
Sebuah perusahaan keluarga yang bermarkas di Melbourne Lempriere memiliki saham 20 persen atas kepemilikan Cubbie ketika dijual di tahun 2012.
Penjualan ketika itu menimbulkan debat sengit mengenai kepemilikan asing, dengan Partai Nasional dan beberapa anggota parlemen independen berjuang untuk menghentikannya.
"Sejalan dengan Badan Kajian Investasi Asing (FIRB), Bendahara Utama memberikan perpanjangan waktu tiga tahun yang merupakan gambaran usaha nyata Shandong Ruyi untuk menjual saham mereka." kata kantor Morrrison dalam sebuah pernyataan kepada ABC.
"Ini juga untuk menunjukkan bahwa Shandong Ruyi sudah memenuhi persyaratan lain yang dilalui dalam proses persetujuan FIRB."
Namun Tim Burrows dari kelompok lobi pertanian Agribusiness Australia mengatakan dia prihatin bahwa pendekatan pemerintah Australia terhadap kepemilikan asing tidak konsisten.
"Industri tentu akan senang dengan keputusan jelas 'ya' atau 'tidak' namun mereka harus tahu peraturannya sebelum mereka melakukan penawaran pembelian." kata Burrows.
"Kita tidak bisa dalam situasi dimana situasi akan berubah dalam beberapa bulan, setelah investor melihat-lihat apa yang hendak mereka beli." katanya.
Diterjemahkan pukul 16:11 AEST 21/06/2016 oleh Sastra Wijaya.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembangunan Daerah Perlu Kebijakan Jelas