jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan calon presiden Joko Widodo seharusnya meminta maaf terkait sejumlah data yang disampaikan pada debat putaran kedua, yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2) kemarin.
Pasalnya, banyak data yang disampaikan dinilai tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
BACA JUGA: Jokowi Janjikan Dana Desa Rp 400 T, Ini Kata Sri Mulyani
“Keliru angka yang disebutkan itu keliru sekali. Harusnya Pak Jokowi minta maaf dan itu yang tidak dilakukan,” ujar Siti Zuhro pada diskusi publik Topic of The Week 'Rezim Jokowi Menebar Hoaks dan Kebohongan?' yang digelar Sekretaris Nasional Prabowo - Sandi di Jakarta, Selasa (26/2).
Menurut wanita yang karib disapa Mbak Wiwiek ini, permintaan maaf diperlukan karena siapapun yang menjadi capres wajib menyampaikan hal yang benar agar dapat menjadi contoh yang baik di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Pembagian Sertifikat oleh Jokowi bukan Penerapan Konstitusi
"Aturannya saya kira juga sudah sangat jelas menerangkan apa yang dilarang dan apa yang boleh dalam debat. Kalau tidak tahu lebih baik calon minta maaf,” ucapnya.
Mbak Wiwiek mengingatkan, karena melihat kecenderungan mayoritas orang Indonesia senang ngerumpi. Bahkan ketika ngerumpi, hal yang dibicarakan umumnya kejelekan orang lain. Itulah sebabnya masing-masing pasangan calon presiden penting memperhatikan hal-hal yang disampaikan ke publik.
BACA JUGA: Jokowi Sebut Listrik Sudah Masuk Desa Terpencil, Tinggal 1,8 Persen
"Orang Indonesia dengan gayanya masih jauh dari luar negeri, hobinya ngerumpi dan kalau ngerumpi maka yang dilihat adalah kejelekan orang lain. Ini yang harus dihindari agar pemilu bisa lebih berkualitas," katanya.
Diskusi kali ini juga menghadirkan narasumber lain yaitu mantan ketua Komnas HAM Hafidz Abbas, pengamat politik Tony Roshid dan anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, Beti Nurbaiti.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kartu Baru Jokowi, Fadli: Ini Jurus Mabuk
Redaktur & Reporter : Ken Girsang