MDHW Pertemukan TNI, Polri, dan Ulama di Aceh

Kamis, 19 April 2018 – 22:52 WIB
Pertemuan MDHW dengan TNI, Polri, dan Ulama di Aceh. Foto: Ist

jpnn.com, BANDA ACEH - Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) mendorong terselenggaranya pertemuan antara TNI, Polri dan segenap ulama di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

Pertemuan yang digelar di Gedung Serba Guna Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, itu dihadiri langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepada Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, dan segenap perwakilan ulama di Aceh.

BACA JUGA: Tito: Hanya 5 Kasus Penganiayaan Ulama yang Benar

Dalam pertemuan itu, Marsekal Hadi mengatakan soliditas dan sinergi antara TNI, Polri dan ulama harus terus diperkuat.

"Soliditas dan sinergi antara TNI, Polri dan ulama harus terus diperkuat. Ulama contoh terbaik sebagai motor penggerak menjaga keutuhan bangsa," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kamis (19/4).

BACA JUGA: Kapolri dan Panglima Terima Penghargaan Tertinggi dari TNI

Hal senada disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Melalui forum silahturahmi tersebut, Tito meminta dukungan dari para ulama di Aceh untuk memelihara situasi keamanan di tahun politik.

"Peran ulama sangat sentral untuk menetralisir masalah hoax dan berbagai ujaran kebencian di tahun politik. Lewat dakwah yang sejuk, tahun politik yang biasanya panas bisa jadi adem," tutur Tito.

BACA JUGA: Polri Ungguli Kejaksaan, Kapolri: Maaf, Bukan Menyindir

Sementara itu, pemimpin Pondok Pesantren Ummul Aiman sekaligus Rais Suriyah PWNU Aceh, Tgk. Haji Nuruz Zahri Yahya, mengaku sangat senang dengan terselenggaranya silaturrahim antara TNI, Polri dan ulama.

"Pertemuan ini pertama kali dalam sejarah. TNI, Polri dan ulama dapat berkumpul jadi satu. Saya mewakili para ulama di Aceh mengucapkan terima kasih banyak. Suasana ini sangat bersahabat. Semoga terus berlanjut," ujar Haji Nuruz Zahri Yahya.

Dia mengatakan antara TNI, Polri dan ulama punya tugas dan peran masing-masing.

"TNI simbol kedaulatan, Polri simbol keamanan, dan ulama itu simbol persatuan umat. Jadi semua punya tanggung jawab menjaga
keutuhan NKRI," tambahnya.

Adapun Sekjen PB MDHW, Hery Haryanto Azumi, mengatakan bahwa pertemuan antara Panglima TNI, Kapolri dan ulama sangat istimewa karena tiga unsur penting komponen bangsa di negeri ini dapat berkumpul jadi satu.

"Pertemuan antara Panglima TNI dan Kapolri saja sudah istimewa. Apalagi ini ditambah dengan ulama. Tentu super istimewa," kata Hery.

Menurut Hery, pertemuan tersebut menjadi simbol bahwa masa depàn kedaulatan dan keamanan di Indonesia makin cerah prospeknya.
"Pertemuan ini menandakan cerahnya masa depan kedaulatan dan keamanan di negeri ini. Ini merupakan sejarah baru yang layak dicontoh," tambahnya.

Selain itu, Hery juga menuturkan bahwa upaya mendorong terselenggaranya silahturahmi antara komponen bangsa melalui sebuah dialog dan halaqoh itu termasuk bagian dari pilar gerakan MDHW.

Seperti diketahui, ada empat pilar gerakan MDHW, yakni halaqoh, dzikir, gerakan sosial dan pemberdayaan umat.

"Pertemuan ini tentu bagian dari pilar gerakan MDHW," ucap Hery.

Sebagai informasi, selain menggelar silaturrahim di Aceh, bersama Panglima TNI dan Kapolri, MDHW juga menggelar silaturrahmi di sejumlah titik.

Di antaranya di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat. Dijadwalkan tour Panglima TNI, Kapolri dan MDHW ini akan berlangsung hingga 23 April 2018. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI Jadi Warga Kehormatan Korps Marinir


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler