jpnn.com - PALU – Satgas Operasi Tinombala sudah mengevakuasi jenazah yang diduga kuat anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), bernama Ibrohim, Kamis (18/8) .
Anak buah Santoso itu tewas setelah terlibat kontak tembak dengan pasukan Satgas Operasi Tinombala, Rabu pagi.
BACA JUGA: Kebanggaan Menpora di HUT ke-71 RI, Sukses Paskibraka dan Emas Olimpiade
Medan yang cukup berat dari posisi TKP kontak tembak ke wilayah pemukiman warga, mengharuskan aparat baru melakukan evakuasi pada Kamis kemarin, pukul 07.15 wita. Medan berat yang dilalui juga memakan waktu, sehingga tim evakuasi yang membawa jenazah Ibrohim, baru tiba di wilayah pemukiman warga sekitar pukul 13.15 wita, di Kampung Maros, Desa Uelempe, Poso Pesisir. “
“Jenazah kemudian kita bawa ke RS Bhayangkara sekitar pukul 14.00 wita,” ungkap juru bicara Operasi Tinombala, AKBP Hari Suprapto.
BACA JUGA: Brigjen Palsu Calo Caba TNI AD Digerebek Dandim
Menggunakan ambulance milik Bidang Dokkes Polda Sulteng, jenazah Ibrohim mendapat pengawalan 5 orang anggota Brimob selama perjalanan hingga ke RS Bhayangkara Palu.
Ambulance yang mengantarkan jenazah tiba sekitar pukul 17.30 wita dan langsung dimasukan ke dalam ruang Instalasi Forensik.
BACA JUGA: 78 Perwira Tinggi TNI Terima Tanda Kehormatan
Jenazah diterima Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum), Kombes Pol Helmi Kwarta. Kepada wartawan, Helmi mengungkapkan, bahwa saat ini Satgas III (tiga) Operasi Tinombala, yang dipimpinnya, tengah melakukan identifikasi lebih lanjut terhadap jenazah bersama tim dokter RS Bhayangkara dipimpin Kabid Dokkes Dr Iis Arifin.
“Jenazah sudah kita terima, sekarang sedang diidentifikasi untuk dicek lagi ciri-ciri mayatnya juga memastikan identitas yang bersangkutan,” kata Helmi.
Berapa jumlah luka tembak yang diderita Ibrohim? Direskrimum mengaku, belum melihat detail jenazah yang diduga sebagai Ibrohim, warga negara asing (WNA) asal suku Uighur tersebut.
Sebelumnya, Pasukan dari Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala nyaris menjadi korban dari bom yang dilempar anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), bernama Ibrohim, dalam kontak senjata, tepat HUT Proklamasi kemarin. Bom tidak meledak, sehingga aparat langsung membalas dengan menembak mati Ibrohim.
Pasukan Satgas terlibat kontak tembak sekitar pukul 08.35 wita Rabu (17/8), di wilayah pegunungan Padopi, Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Kontak tembak sendiri terjadi, usai anggota Intelijen Satgas Operasi Tinombala, melaporkan satu titik di wilayah pegunungan Padopi terlihat dua orang tidak dikenal, yang diduga kelompok Santoso.
“Saat baru mau melakukan pengecekan, pasukan Satgas langsung dilawan dengan lemparan bom jenis lontong oleh satu orang yang kami kenali sebagai DPO. Beruntung, bom tidak meledak,” tutur Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi, usai Upacara HUT Proklamasi di halaman Kantor Gubernur Sulteng.
Satu DPO lainnya, langsung mengambil senjata milik Ibrohim, ketika melihat rekannya dilumpuhkan petugas. Rekan dari Ibrohim, yang tidak sempat dikenali petugas itu, kemudian melarikan diri dengan membawa senjata milik Ibrohim.
“Senjatanya sepintas menurut anggota di lapangan, mirip M16,” sebut Kapolda. (agg/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengikut Santoso Diminta Segera Turun dari Hutan, Satgas TNI Tidak Tembak
Redaktur : Tim Redaksi