Pendiri media Islam online ‘Muslim Village’, Ahmed Kilani, mengutuk komentar mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, tentang Islam dan terorisme.
Pada hari Rabu (9/12) di sebuah media Australia, mantan PM Abbott menunjukkan bahwa fanatisme Islam dan terorisme adalah "tantangan besar warga Australia".
BACA JUGA: Pensiun Jadi Guru, Perempuan Australia Ini Rakit Pesawat Terbang Sendiri
Ia mendorong adanya perubahan dalam Islam dan mengatakan, Barat harus menyatakan "superioritas yang jelas" atas budaya yang membenarkan pembunuhan manusia atas nama Tuhan.
Dr Ahmed mengatakan, komentar Abbott itu kurang informasi.
BACA JUGA: Politisi Australia Diperingatkan untuk Tidak Stereotip terhadap Warga Muslim
"Sangat mengecewakan melihat kebencian datang dari seseorang yang hanya beberapa minggu lalu merupakan Perdana Menteri Australia," sebutnya.
"Ia benar-benar melempar umpan tepat ke pihak ekstrimis yang ingin membuat dunia 'kita dan mereka' penuh ketakutan dan kebencian," sesalnya.
BACA JUGA: VIDEO: Pemuda Indonesia Mencoba Mengenal Budaya BBQ Ala Australia
Sejumlah pemimpin Muslim telah menyuarakan keprihatinan akan dampak dari argumen mantan PM Abbott.
Mufti besar Australia, Ibrahim Abu Mohammad, juga telah mengambil sikap atas komentar Abbott tentang perlunya reformasi dalam Islam.
"Islam tak perlu bereformasi karena prinsip normatif dan praktek agamanya memungkinkan umat Islam untuk hidup berdampingan secara harmonis dalam masyarakat pluralis yang didasarkan pada nilai-nilai universal cinta kasih dan keadilan," katanya.
Menteri Imigrasi sebut komentar Abbott masuk akal
Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, membela komentar Abbott, seraya mengatakan perdebatan tentang Islam seharusnya tak diabaikan begitu saja.
"Saya pikir masyarakat perlu mendengar apa yang ia katakan, dan saya pikir apa yang ia katakan masuk akal. Ia adalah seseorang yang telah berpikir sangat mendalam tentang masalah ini," utaranya.
Namun, Menteri Utama Australia Barat, Colin Barnett, mengatakan, komentar Abbott adalah "provokasi".
"Saya kecewa Tony membuat komentar tersebut. Australia mengambil langkah-langkah yang baik [melawan terorisme] - yang masuk akal dan dipikirkan dengan baik," ujarnya.
Menteri Collin mengatakan, komentar Abbott tak membantu Pemerintah Australia.
"Jelas Tony Abbott sangat kecewa dan terluka karena diturunkan sebagai Perdana Menteri dengan cara yang ia alami. Saya teman baik Tony, kami baru-baru ini mengobrol dan saya hanya memintanya untuk tenang, menikmati musim panas dan tak usah pusing," kemukanya.
Pada (9/12), Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengatakan, Abbott berhak untuk menyampaikan pandangan pribadi, dan bahwa sebagian besar Muslim di Australia telah terkejut oleh ekstrimisme.
"Benar-benar penting untuk memastikan bahwa kita tak membuat kesalahan- yang merupakan keinginan para teroris -dengan mengkambing hitamkan semua muslim atas kejahatan yang dilakukan segelintir orang," utara sang PM.
Sementara itu, beberapa anggota oposisi Australia telah menyamakan Abbott dengan kandidat calon presiden AS, Donald Trump.
"Saya tak tahu apakah ia adalah versi Australia dari Donald Trump, tapi ia orang yang sangat tidak biasa. Kita tak harus menanggapi apa yang dikatakannya," sebut Ketua Oposisi Australia, Bill Shorten.
BACA ARTIKEL LAINNYA... VIDEO: Seniman Muda Asal Bandung Gali Identitas Diri Lewat Karya Seni