JAKARTA- Kubu Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri nampak kian optimis berhasil mengambil kembali kekuasaan yang telah hilangSikap itu kemudian diperkuat hasil survei dari sejumlah lembaga yang menempatkan Megawati sebagai Capres paling populer saat ini
BACA JUGA: Paskah Balik Tantang KPK
’’Untuk menindaklanjuti tren ini, Megawati harus segera melakukan komunikasi politik dengan masyarakat luas,’’ kata Direktur Pro Mega Center Mochtar Mohamad kepada wartawan, Kamis (7/8).Mochtar mengakui perjalanan menuju RI 1 masih panjang
BACA JUGA: KPU Perpanjang Waktu DPS
’’Kami dari Pro Mega Center memang sedang menyiapkan konsep-konsep komunikasi politik, sekaligus mempersiapkan image building agar partai-partai lain juga bisa menerima pencalonan Mega,’’ ujar Mochtar menegaskan.Untuk mendukung upaya membangun komunikasi politik tersebut, Mochtar mengusulkan agar DPP PDI P segera mengambil langkah taktis dan strategis
BACA JUGA: Incumbent Cukup Non-Aktif
Menurut Mochtar, figur Puan Maharani – puteri Megawati – cukup pantas untuk menempati posisi sebagai ketua harian partai”Yang paling tepat menjabat ketua harian adalah Puan Maharani yang merupakan keturunan Bung KarnoIni sesuai hasil survei LSI yang menunjukkan PDI Perjuangan akan lebih besar bila dipimpin keluarga Bung Karno yang mencapai 60 persen, jauh lebih tinggi dibanding jika tidak dipimpin keluarga Bung Karno 31 persen,” tandas MochtarDengan Puan Maharani menjabat ketua harian, lanjut Mochtar, menunjukkan kaderisasi di PDI Perjuangan berjalan mulus, sekaligus menunjukkan partai bernomor 28 ini mengakomodir gagasan perlunya kaum muda menduduki tampuk pimpinan, tanpa terjebak dalam dikotomi tua-muda.
Peluang Megawati Soekarnoputri, calon presiden (capres) dari PDI Perjuangan, memenangi pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2009 semakin besarPasalnya, popularitas putri sulung Bung Karno itu terus meningkat tajam, seiring dengan merosotnya popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menjadi pesaing terkuat MegawatiMenurut Mochtar Mohamad, meningkatnya peluang Megawati memenangi pilpres 2009 mendatang bukan tanpa alasanMochtar merujuk kepada hasil survei dari berbagai lembaga survei yang ada seperti Indobarometer, Lingkaran Survei Indonesia, Lembaga Survei Indonesia, CSIS, Reform Institute dan Setara Institute
”Hasil survei Setara Institute terhadap 800 responden di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi yang menunjukkan bahwa pembangunan tidak berpihak kepada rakyat (76 persen), berpihak (13 persen) dan tidak tahu (11 persen)Bahkan pembangunan yang terjadi tidak sesuai mandat UUD 1945 (70 persen), sesuai (17 persen) dan tidak tahu (13 persen),” ujar MochtarBegitu juga dengan hasil survei LSI yang dilakukan Juni 2008 terhadap 2.150 responden, lanjut Mochtar, menunjukkan 62 persen responden tidak menginginkan SBY kembali menjadi presidenSedangkan yang menginginkan hanya mencapai angka 36 persen dan sisanya 2 persen tidak tahu,” paparnya(aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Gelar Pelatihan Accounting
Redaktur : Tim Redaksi