Mega-Prabowo Gemukkan Kabinet

Selain Menko Pertanian, Dibentuk Menko Kelautan

Rabu, 17 Juni 2009 – 08:22 WIB

JAKARTA - Capres-cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo tak ingin ekonomi kerakyatan sekadar sloganKarena itu, apabila kelak memenangi pemilihan presiden (pilpres), duet capres nomor urut satu itu berencana menambah dua kementerian koordinator di luar Menko Polhukam dan Menko Perekonomian

BACA JUGA: Percepat Jembatan Selat Sunda

Dua kementerian itu adalah Menko Pertanian dan Menko Kelautan

 
"(Dua kementerian) Itu merupakan bagian dari kebangkitan ekonomi kerakyatan

BACA JUGA: Garda Amanat Nusantara Juga Merapat ke JK-Win

Dua pos Menko ini harus ada," kata Sekretaris II Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo Hasto Kristianto di kantornya, Jakarta, Selasa (16/6)

 
Menurut Hasto, gagasan itu awalnya datang dari Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) DPP PDIP Taufiq Kiemas

BACA JUGA: Lima TV Tolak Iklan Mega-Prabowo

Hasto menyebutkan, berbeda dengan fokus kebijakan ekonomi SBY yang berpijak pada pengendalian moneter, Mega memprioritaskan pengembangan ekonomi riil yang membuka lapangan kerja bagi rakyat"Dua Menko itu nanti fokus menangani sektor ekonomi riilSedangkan Menko Perekonomian mengontrol sektor ekonomi makro, seperti kebijakan moneter dan fiskal," ungkap anggota DPR dari PDIP ituDia mencontohkan, program sertifikasi tanah, tata ruang, pengembangan lahan pertanian, dan berbagai turunannya akan menjadi lingkup kewenangan Menko Pertanian.
 
Meski sudah merancang desain struktur kabinet, nama-nama menteri yang akan didudukkan belum ada"Desain struktur kabinetnya dulu, nama-nama (menteri)-nya menyusul," kata Hasto.
 
Sedangkan kubu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono enggan membocorkan desain kabinet, termasuk kandidat menteri yang disiapkanKetua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, pihaknya tidak tertarik menjadikan susunan kabinet sebagai isu kampanyeMenurut dia, materi kampanye SBY-Boediono lebih terfokus pada visi-misi dan program aksi yang gamblang untuk lima tahun ke depan"Rasanya tidak elok bicara kabinet dan jatah-jatah menteriApalagi, menyusun kabinet itu sebagai lembaga untuk bekerja, bukan sebagai forum untuk berpolitik," katanya
 
Dia juga menegaskan, penyusunan kabinet menjadi kewenangan presiden terpilih"Sekarang kami konsentrasi untuk pemenangan," ujar Anas.
 
Pengamat politik Ray Rangkuti menyatakan mengapresiasi paparan visi-misi dan agenda prioritas dari setiap kandidat yang semakin konkret daripada pilpres 2004Meski begitu, imbuh dia, itu sebaiknya diikuti dengan diumumkannya nama-nama calon kabinet sekiranya mereka terpilih.
 
"Termasuk di dalamnya jumlah kabinet yang akan dibuat, lengkap dengan nama-nama yang akan didudukkan di kursi kabinet tadi," kata direktur Lingkar Madani (Lima) Nasional ituMenurut Ray, itu penting agar pemilih tidak menjadi objek dari janji-janji kampanye yang hanya berujung pada manipulasi.
 
Ray menuturkan, titik tekan perdebatan isu kampanye ketiga pasangan capres-cawapres terletak pada isu ekonomiKarena itu, mengumumkan kepada publik soal jajaran kandidat tim ekonomi kabinet mereka merupakan suatu keharusan"Jangan sampai mereka teriak-teriak ekonomi kerakyatan, tetapi nama calon menteri ekonominya justru datang dari ekonomi neoliberal," tuturnya(pri/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Terus Bujuk Pemilih Tionghoa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler