JAKARTA – Pendamping Megawati Soekarnoputri di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres), Prabowo Subianto, terus berupaya menarik simpati dari pemilih kalangan TionghoaPrabowo pun rajin menyambangi acara-acara yang digelar kalangan Tionghoa.
Setelah Minggu (14/6) lalu Prabowo berdialog dengan warga dan LSM di kalangan Tionghoa, Selasa (16/6) siang ini giliran mantan Danjen Kopassus itu hadir di tengah-tengah pengusaha Tionghoa
BACA JUGA: Ketua MUI: JK Ingin Tingkatkan Ekonomi Syariah
Kali ini, kehadiran Prabowo bukan untuk memberikan klarifikasi soal kerusuhan Mei 1998, melainkan untuk memaparkan visi dan misi ekonomi kerakyatan yang diusungnya.Dalam acara seminar Ekonomi Kerakyatan yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Jaringan Pengusaha Tionghoa Bagi Kemakmuran Rakyat itu, Prabowo banyak memuji kemampuan warga Tionghoa dalam berwirausaha
“Warga Melayu harus berguru ke warga Tionhoa dalam hal bisnis,” ujar Prabowo dalam acara yang juga dihadiri mantan Menteri Koperasi Adi Sasono, pengamat ekonomi hendri Saparini dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo..
Menurut Prabowo, ada banyak perbedaan antara warga Tionghoa dengan warga Melayu dalam berbisnis
BACA JUGA: Kubu Mega-Pro Bela Klaim JK Soal Aceh
Salah satunya adalah soal gengsiBACA JUGA: Sudah Semestinya JK Buka Fakta
Tetapi kalau orang Melayu, sudah rugi banyak masih saja mengaku untung,” ujar Prabowo yang disambut tepuk tangan sekitar seribu warga Tionghoa yang hadir di Balai Kartini.Putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo ini pun secara terang-terangan mengaku mengagumi pemimpin Tiongkok Deng Xiao PingMenurutnya, Deng berhasil memakmurkan rakyat Tiongkok dengan segala usaha kerasnya.
Soal pilihan ekonomi, kata Prabowo, semuanya bisa memilih mana yang terbaik“Deng bilang mau kucing hitam atau putih yang penting bisa menangkap tikusMau kapitalisme, neo-liberal, mau ekonomi kerakyatan, monggo (silakan) pilih” ujarnya.
Namun Prabowo mengingatkan bahwa dengan ekonomi kerakyatan maka rakyat akan diberdayakanSebab, jika tetap menganut konsep kapitalisme dan neo-liberal maka yang diagung-agungkan adalah konsep trickle down effect
“Artinya, kalau (menganut) neo-liberal biarlah sedikit orang saja yang sukses dan kaya, nanti anda yang masih miskin akan menerima tetesannya melalui trickle down effectTetapi kapan anda ketetesan kalau ekonominya seperti ini? Tahun 2078 anda baru ketetesan,” ujar Prabowo yang ditimpa tawa peserta seminar.
Prabowo melanjutkan, Obama sebagai pemimpin Amerika saja sudah mengubah haluan ekonominya dengan memberdayakan masyarakat bawahMenurutnya, orang kaya tidak mungkin hidup di tengah lautan kemiskinan“Terlebih lagi jika kekayaan nasional terus mengalir keluar negeri,” tandasnya.
Sementara Hashim Djojohadikusumo yang juga menjadi pembicara seminar mengatakan, dirinya mengaku mendukung ekonomi kerakyatan karena hal ini sudah menyangkut masalah iman“Saya dibesarkan secara KristenMeski sebagai pengusaha saya sering yang dituding kapitalis, tetapi ekonomi kerakyatan adalah persoalan iman,” tandasnya.
Hashim yang juga adik kandung Prabowo ini menegaskan, modal adalah sesuatu yang netral“Tergantung bagaimana mengelola modal dan memanfaatkannyaYang pasti saya tidak mencari modal dengan korupsi dan modal tidak pernah saya gunakan untuk berjudi,” tandasnya(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituding Berkewarganegaraan Yordania, Kubu Prabowo Gerah
Redaktur : Tim Redaksi