jpnn.com - JAKARTA - Teka-teki tentang siapa yang akan diusung sebagai calon presiden oleh PDIP, sepertinya, belum akan terjawab dalam waktu dekat. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan, partainya memiliki strategi sendiri untuk menunjuk seseorang sebagai capres.
"Tolong bersabar saja. Kalau yang lain sudah mengumumkan, itu strategi partai lain. Kalau PDIP tentunya memiliki strategi sendiri," kata Mega setelah upacara peringatan HUT Ke-41 PDIP di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, kemarin (10/1).
BACA JUGA: Keluarga Anas Terpukul
Untuk menentukan capres, kata Mega, memang diperlukan pertimbangan yang matang sehingga membutuhkan waktu. "Memilih orang tidak mudah karena dia akan memimpin negara besar dengan kekayaan melimpah. Kalau memilih yang biasa-biasa saja, nanti akan merugikan kita sendiri," papar presiden ke-5 RI itu.
Mega mengatakan, setiap orang, baik dari internal maupun eksternal PDIP, memiliki analisis tentang capres dari PDIP. Namun, keputusan kongres III PDIP di Bali memberikan mandat kepada ketua umum untuk menentukan capres. "Saya sebagai Ketum PDIP memiliki hak prerogatif. Sudah diputuskan bahwa pencalonan itu akan dilakukan setelah pemilu legislatif," ujarnya.
BACA JUGA: Anas Dilempar Telur, Kuasa Hukum Salahkan KPK
Karena itu, Mega meminta kader PDIP kerja keras dan fokus pada pileg agar nanti perolehan suaranya bisa memenuhi syarat ambang batas untuk mengajukan capres. Sesuai dengan ketentuan UU Pilpres, capres-cawapres diajukan partai atau gabungan partai yang memiliki 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional dalam pileg. "Jangan terbawa-bawa arus yang mendorong-dorong kita mengumumkan siapa yang harus jadi capres," kata Mega.
Meski Mega meminta untuk bersabar, ada sinyal bahwa bukan Mega yang akan maju sebagai capres. Politikus senior PDIP Panda Pababan mengungkapkan pernah berbincang dengan Mega. Ketika itu, menurut Panda, Mega menyatakan tidak akan maju sebagai capres.
BACA JUGA: PPP Protes Perpres Pengawasan Minuman Beralkohol
Pertimbangannya, selain sudah pernah kalah dalam pilpres yang lalu, usia Mega sudah memasuki angka 67 tahun pada 2014. "Jadi, kalau ada yang lempar wacana Mbak Mega maju, itu sama dengan mengadu domba. Mbak Mega sendiri tegas tak akan maju," katanya.
Mantan anggota DPR itu mengatakan, ada kader-kader muda yang memiliki potensi seperti Gubernur DKI Jakarta Jokowi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. "Memberi kesempatan kepada yang muda-muda," katanya. (fal/c10/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penuhi Panggilan KPK Tanpa Pengacara Bukti Anas Berani
Redaktur : Tim Redaksi