jpnn.com - Megawati: Insinyur, Dokter, asal Dia Melarat ya Marhaen
BACA JUGA: Ssst, Ada Bocoran dari "Dukun Istana" Soal Reshuffle Nih
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Seokarnoputri membuka cerita tentang awal mula munculnya Marhaenisme, ajaran Presiden RI pertama Soekarno.
Cerita dari ayahnya, Bung Karno, disampaikan Megawati ketika berpidato dalam pembukaan Rakernas I partainya di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/1).
BACA JUGA: Katanya Oposisi, Tapi yang Kritis kok Ditendang
"Saya teringat, bagaimana Bung Karno menceritakan perjumpaannya dengan seorang petani miskin di Bandung Selatan, Jawa Barat. Dialog dengan sosok petani tersebut, saya rasakan sebagai dialog yang penuh dengan romantika, dinamika dan dialektika seorang pemimpin dengan rakyatnya," kata Megawati.
Beginilah percakapan yang diceritakan oleh Bung Karno kepada Megawati:
BACA JUGA: Ini Anggota Kabinet yang Layak Jadi Korban Reshuffle versi Aktivis Petisi 28
Bung Karno : Engkau kaya atau miskin?
Petani : Abdi miskin (saya miskin)
Bung Karno : Tanah yang engkau garap siapa punya?
Petani : Gaduh abdi (artinya milik dia)
Bung Karno : Pacul (cangkul) ini siapa punya?
Petani : Abdi (artinya milik dia)
Bung Karno : Segala-galanya siapa punya?
Petani : Abdi (dia yang memiliki)
Bung Karno : Namamu siapa?
Petani : Marhaen
"Dari percakapan itulah, Bung Karno merumuskan sebuah teori politik, dan saya selalu mengganggapnya sebagai teori perjuangan, yang disebut Marhaenisme," ujar putri Bung Karno.
Ditambahkan, Bung Karno juga mendefiniskan semua orang Indonesia yang melarat, baik proletar maupun bukan proletar, asal melarat. Baik buruh, tani, nelayan, pegawai di kantor, insinyur-insinyur, maupun dokter-dokter, asal dia melarat artinya kecil, maka dinamakan Marhaen.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pidato di Rakernas, Mega Singgung Kontrak Freeport
Redaktur : Tim Redaksi