Mekanisasi Pertanian Buka Peluang Usaha Baru

Minggu, 20 Januari 2019 – 01:53 WIB
Penggunaan alsintan untuk panen jagung. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Jasa penyewaan alat mesin pertanian (alsintan) sudah mulai banyak digunakan petani untuk mempercepat pengolahan lahan.

Proses yang cepat membuat sistem pengolahan lahan dengan cara tradisional ataupun menggunakan kerbau mulai ditinggalkan.

BACA JUGA: Ditjen PSP Kementan Fokus Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Air

“Tenaga manusia untuk mencangkul lahan sawah bahkan sudah tergantikan alsintan jenis traktor. Begitu juga saat menanam, yang digunakan alsintan transplater," ujar pemilik jasa penyewaan alsintan di Lampung Chandra, Sabtu (19/1).

Untuk biaya sewa, ungkap Chandra, penyedia jasa traktor pada lahan sawah seluas seperempat hektare dipatok Rp 400 ribu.

BACA JUGA: 2019, Kementan Salurkan 9.550.000 Ton Pupuk Bersubsidi

Biaya tersebut sudah mencakup dari proses membajak, menghaluskan hingga lahan sawah siap ditanami.

“Proses tersebut membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga hari bahkan lebih sesuai luasan lahan. Untuk penghalusan galengan atau pemisah antar petak sawah dilakukan dengan cangkul oleh pemilik lahan sawah,” terang Candra.

BACA JUGA: Ditjen PSP Kementan Segera Bentuk BLU Pembiayaan Pertanian

Sekali masa tanam, Chandra bisa mendapatkan hasil hingga Rp5 juta dari satu traktor.

Dia pun menyisihkan penghasilannya untuk memperbaiki alat dan sebagian ditabung membeli alsintan baru.

Pemilik usaha jasa traktor lainnya, Suroto, mengaku sewa alsintan mulai umum digunakan petani di Desa Sukabaru, Kecamatan Penengahan.

Sebagian petani yang terbatas modal belum bisa membeli bisa menyewa.

Salah satu anggota kelompok tani Sumber Rejeki tersebut mengaku, selain disewa untuk pengolahan lahan sawah, traktor juga digunakan untuk pengolahan lahan jagung.

Potensi tersebut dimanfaatkan oleh penyedia jasa sebagai usaha yang menghasilkan.

“Modal awal belasan juta untuk membeli traktor akan mendapatkan hasil ratusan ribu sekali sewa alsintan dan alat juga bisa digunakan untuk pengolahan lahan sendiri,” ungkap Suroto.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dadih Permana mengatakan, mekanisasi pertanian tujuannya memang tidak hanya untuk peningkatan produksi, tetapi juga untuk membuka peluang usaha atau kerja baru.

Peluang ini muncul di tengah pemerintah terus menggenjot perluasan lahan pertanian.

Adapun alsintan yang bisa dimanfaatkan antara lain combine harvester (alat panen padi), traktor roda 2 (hand tractor), traktor roda empat, alat tanam padi (rice transplanter), dan beberapa alsintan lainnya.

"Perluasan dan optimasi lahan pertanian di Indonesia mencapai 1,16 juta hektare atau naik 358 persen dibanding tahun 2013. Seluas 34,8 juta hektare di antaranya lahan rawa. Ini jelas akan memberikan peluang usaha jasa alsintan bila lahan tersebut menjadi lahan sawah produktif," ujar Dadih.

Dia mengungkapkan, saat ini tenaga kerja pertanian kian terbatas, ditambah kurang minatnya generasi muda zaman now untuk terjun ke bidang pertanian.

Pertanian makin kehilangan tenaga olah tanah, tenaga tanam, tenaga perawatan dan tenaga panen.

"Tidak hanya di Lampung, di wilayah Sulawesi Selatan seperti Sidrap, Pinrang, Wajo dan beberapa sentra produksi padi di sana, alsintan hilir mudik diangkut di atas truk menuju lahan-lahan yang akan menggunakan jasa alsintan tersebut," ujarnya.

Direkrut Alat dan Mesin Pertanian, Ditjen PSP Kementan Andi Nur Alam Syah menambahkan, program mekanisasi pertanian memang berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani dan masyarakat sekitarnya.

"Alhasil minat generasi muda pun terjun ke sektor pertanian semakin tinggi. Banyak bermunculan jasa sewa alsintan sekaligus operatornya," ujar Andi.

Selain itu, dengan makin banyaknya alsintan beredar, juga memberikan peluang masyarakat membuka usaha bengkel service.

"Dengan makin banyaknya bengkel service alsintan nanti, ini membuka lapangan keja bagi lulusan SMK jurusan mesin. Sekarang juga sudah ada beberapa SMK yang memberikan spesialisasi alsintan," kata Andi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Optimasi Lahan Rawa Tembus 23.928 Hektare


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler