Melemahnya Rupiah Masih Dinilai Wajar

Kamis, 22 Agustus 2013 – 07:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang S Brodjonegoro menilai melemahnya rupiah terhadap dolar AS dan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah hal yang wajar. Pasalnya di tahun 2008, nilai rupiah Indonesia pernah melorot bahkan melebihi saat ini. Menurut dia pemerintah harus selalu siap menghadapi keadaan perubahan ekonomi.

"Kita pernah mengalaminya yang lebih parah di tahun 2008, tapi kita bisa bangkit. Jadi, dalam kondisi perekonomian global yang sudah sangat terbuka, kita harus siap menghadapi kemungkinan seperti ini. Kita juga pernah merasakan berada di atas, IHSG pernah 5200, rupiah pernah 9.800. Oleh sebab itu, kita harus siap dengan kondisi apapun," ujar Bambang usai memberikan pengarahan pada jajaran Direksi Kementerian BUMN di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (21/8).

BACA JUGA: Menkeu Yakin Rupiah Masih Aman

Meski menurut dia kondisi rupiah saat ini masih dalam keadaan stabil. Bukan berarti pemerintah bisa bernafas lega. Namun dia mengingatkan supaya pemerintah tetap selalu waspada menjaga agar keadaan tidak semakin parah.

"Ekonomi kita masih dalam kondisi stabil, tetapi kita tetap mewaspadai terutama nilai tukar dan modal yang masuk ke Indonesia. Tinggal bagaimana kita baik pemerintah dan otoritas menjaga kalau pun ada fluktuatif bisa menyiapkan langkah-langkah untuk memastikan ke depan semuanya jalan bagus," papar Bambang meyakinkan.

BACA JUGA: Swasta Borong Dolar USD 22 Miliar

Ke depan, Bambang yakin pemerintah bisa menjaga nilai rupiah agar tetap stabil, asalkan seluruh pihak yang terkait juga membantu.

"Yang perlu diingat adalah konsekuensi logis, bahwa kita pernah berada di posisi atas dan kita juga harus siap berada di bawah. Amerika pernah mengalami seperti itu, India lebih jelek dari kita ekonominya. Artinya, kita bisa sama-sama menjaga stabilitas pasarnya," terang dia.

BACA JUGA: Pelemahan Rupiah Tak Selalu Untungkan Ekspor Agroindustri

Apakah mungkin sampai ada krisis moneter?

"Toh tahun 2008 kita tidak krisis kan? yang krisis malah AS dan negara-negara maju. Karena apa? karena kita melakukan action dan punya fundamental yang kuat. Kedua hal ini yang akan kita pelihara selalu dalam kondisi sekarang, makanya tidak terjadi krisis," ungkap Bambang. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Melemah, Pengusaha Mulai Resah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler