Anggota pasukan khusus Australia (SAS) berpose dan merekam aksinya sendiri membentangkan sebuah Bendera Konfederasi saat menjalankan operasi di Afghanistan. Bendera ini dikenal sebagai simbol rasis dan perbudakan di Amerika Serikat.   Sebuah video menunjukkan anggota pasukan khusus menggunakan Bendera Konfederasi untuk memberi sinyal bagi sebuah helikopter AS Bendera Konferasi secara efektif telah dilarang oleh milter AS Tentara Australia sebelumnya juga terlihat menggunakan bendera NAZI  

 

BACA JUGA: Gegara Lockdown COVID-19, KDRT Meningkat di Indonesia

Tim investigasi ABC mendapatkan sebuah foto dan sebuah video yang menunjukkan dua anggota SAS berpose sambil tersenyum saat membentangkan bendera yang bertuliskan "Southern Pride" tersebut.

Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Australia (ADF) menyatakan sebelumnya tidak mengetahui adanya foto dan video ini, sehingga tidak dalam posisi untuk mengidentifikasi siapa saja yang bertanggung jawab.

BACA JUGA: Warga Australia Kembali Menikmati Duit Tunjangan, Tetapi Jumlahnya Dipotong

Hal Johnson, mantan perwira senior Amerika Serikat yang pernah dua kali menjalankan tugas tempur di Afghanistan, menilai aksi anggota SAS tersebut merupakan pelanggaran berat.

Ia mengatakan Bendera Konfederasi merupakan simbol rasisme dan perbudakan.

BACA JUGA: Kasus Corona di Melbourne Masih Tinggi, Denda Rp 2 Juta Bagi yang Tidak Pakai Masker

"Saya bertugas di Propinsi Uruzgan bersama pasukan Australia di tahun 2012," ujar Letkol Hal Johnston, yang berasal dari Satuan Tempur Brigade Infantri ke-76 AS.

"Bendera ini... adalah simbol yang seharusnya tidak ditunjukkan unit mana pun," katanya.

"Bendera ini dipakai oleh Ku Klux Klan, oleh kelompok-kelompok rasis, NAZI Amerika pun menggunakannya," jelas Letkol Johnson.

"Saya kehilangan kata-kata melihat unit pasukan khusus Australia membentangkannya. Ketidaktahuan tak bisa menjadi alasan," tambahnya.

Foto anggota pasukan khusus SAS membentangkan bendera tersebut juga ditampilkan dalam sebuah video yang disunting bersama oleh tiga Skuadron SAS setelah rotasi mereka dari Afghanistan di tahun 2012. 'Tradisinya telah runtuh' Video: Australian soldiers with a Confederate flag (ABC News)

 

Dalam sebuah video tahun 2012 yang diperoleh ABC, tampak dua anggota patroli SAS memegang Bendera Konfederasi dan menggunakannya untuk memandu helikopter Black Hawk AS dalam melakukan pendaratan pasca serangan yang dilakukan pasukan Australia.

Ketika helikopter mendarat, salah satu tentara memanggul bendera itu di bahunya dan membantu mengawal enam orang Afghanistan yang terikat ke zona pendaratan.

Kepada ABC, seorang anggota pasukan khusus SAS yang ikut dalam patroli tersebut mengungkapkan, dia ingat Bendera Konfederasi dibentangkan di pintu helikopter yang terbuka ketika terbang di atas kota Tarin Kowt dalam perjalanan kembali ke markas.

Seorang anggota lainnya menyebutkan tidak tahu jika rekan-rekannya memiliki bendera, namun dia menilai aksi menggunakan bendera itu sebagai tindakan "bodoh" dan "berpikiran sempit". Photo: Letkol Hal Johnston dari Brigade Infantri AS pernah bertugas di Afghanistan bersama pasukan Australia. (Supplied)

 

"Kemungkinan besar bendera ini diberikan kepada mereka oleh unit pasukan Amerika," ujar Letkol Johnston.

"Jadi, kemungkinan lebih sebagai permasalahan pasukan Amerika daripada Australia," tambahnya.

Sosiolog yang juga mantan prajurit Profesor Ben Wadham yang dimintai pendapatnya mengatakan pasukan SAS seharusnya paham apa makna Bendera Konfederasi.

"Adanya dua prajurit SAS yang membentangkan Bendera Konfederasi di Afghanistan menunjukkan bahwa tradisinya telah runtuh," katanya.

"Kita telah melihat hal ini dari waktu ke waktu, mengindikasikan ada politik ras yang kuat dalam tubuh Angkatan Bersenjata Australia," jelas Prof Wadham.

"Saya pikir pasukan itu paham sekali hal yang diwakili Bendera Konfederasi. Bendera ini memang mewakili perbudakan dan supremasi kulit putih. Saya kira mereka ini terhubung dengan pemahaman itu," tambahnya.

Juru bicara ADF mengatakan insiden ini akan diperiksa.

"ADF tidak memaafkan perilaku, gerakan, bendera atau simbol yang tidak profesional atau diketahui mendukung ideologi ekstremis," katanya.

"Perilaku seperti itu tidak sejalan dengan nilai-nilai profesionalisme, integritas, keberanian dan kerja tim dari Angkatan Bersenjata," tambahnya.

"Setiap anggota ADF yang ditemukan terkait dengan ideologi ekstremis bisa mendapatkan sanksi administratif atau sanksi disiplin'" kata juru bicara ADF. Bendera kontroversial Photo: Bendera NAZI yang terpasang di salah satu kendaraan tempur Australia di Afghanistan. (Supplied)

 

Pekan lalu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan kebijakan baru yang secara efektif melarang pengibaran Bendera Konfederasi di semua properti milik angkatan bersenjata negara itu.

Pada tahun 2018, laporan investigasi ABC mengungkapkan tentara Australia telah mengibarkan bendera swastika NAZI di kendaraan temur saat berpatroli di Afghanistan pada tahun 2007.

Saat itu ADF menyatakan pihaknya tidak membenarkan hal tersebut "karena membenci segala hal yang diwakili oleh bendera (NAZI) ini".

Dilaporkan komandan pasukan tersebut langsung bertindak menurunkan Bendera Nazi itu dan prajurit yang terlibat mendapatkan peringatan dan konseling.

"Fakta adanya kejadian pada tahun 2007 dan melihat hal ini terjadi lagi lima tahun kemudian, menurut saya menunjukkan indikasi lemahnya kepemimpinan dalam tubuh SAS," ujar Letkol Johnston.

ABC juga melihat tentara pasukan khusus mengenakan apa yang disebut "topeng tengkorak", termasuk setidaknya seorang tentara dalam video yang memperlihatkan Bendera Konfederasi.

Pada tahun 2018, sudah ada larangan bagi para tentara untuk menggunakan citra yang terkait dengan "kematian".

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengapa Ada Orang yang Bisa Menularkan Corona Lebih Banyak Dibanding yang Lain?

Berita Terkait