Membedah Arti Penting Marketplace Bagi UMKM

Kamis, 28 Februari 2019 – 12:49 WIB
Ilustrasi UMKM. Foto: Nur Chamim/Radar Semarang/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai marketplace sangat ampuh untuk mendongkrak pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dengan merambah online, para pelaku usaha punya peluang membuka pasar baru. Tentunya, dengan dukungan insentif dari pemerintah dan pinjaman modal.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Mahal, Pengusaha UMKM Batam Menjerit

”Yang di masa lalu mungkin tidak punya akses pasar yang terbuka, kini bisa menjangkau tidak hanya Indonesia, tapi juga seluruh dunia,” ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P. Roeslani, Rabu (27/2).

Dia meramalkan, pada 2025 Indonesia punya pasar ekonomi digital yang nilainya mencapai Rp 2.000 triliun.

BACA JUGA: Rombongan PSI Kunjungi Sosok di Balik Kebangkitan Batik Kudus

Pada tahun yang sama, nilai pasar digital di kawasan Asia diproyeksikan mencapai USD 240 miliar atau sekitar Rp 3.480 triliun.

”Kalau kita lihat dari angka-angka itu, Indonesia akan menjadi leader di Asia Tenggara,” tambah Roeslan.

BACA JUGA: Kepala BI Kepri: Kenaikan Harga Tiket Pesawat Berdampak pada UMKM

Namun, untuk menuju ke sana, pemerintah masih punya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Salah satunya ialah minimalnya insentif untuk UMKM lokal oleh pemerintah. Insentif itu bisa berupa pelatihan bertaraf internasional atau pengurangan pajak.

Akibatnya, produk domestik kalah bersaing dengan produk-produk impor. Terutama yang dari Tiongkok dan Vietnam.

Selain dukungan pemerintah, kendala lain yang dihadapi UMKM adalah modal. Wakil Kepala CV Multi Pangan Mandiri (MPM) Hary Yauhannes mengatakan bahwa insentif modal untuk mengawali usaha penting untuk memicu minat berwirausaha.

Akan tetapi, modal yang dimaksud tidak melulu berwujud uang pinjaman, tetapi barang.

”Kalau pinjaman uang, itu tidak terlalu efektif. Namun, kalau produk yang harus mereka jual, ya, mau nggak mau harus diusahakan laku,” ucap Hary.

Itulah yang dia coba terapkan mulai tahun ini. Pengusaha di bidang industri makanan itu memberikan minuman cokelat beserta alat produksinya kepada wirausahawan.

Nanti dia juga membina para pengusaha UMKM yang menjadi mitra perusahaannya.

Jika UMKM merambah online untuk memperluas pasar, ritel modern pun terus menambah gerai di kawasan baru agar bisa terus tumbuh.

Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan ritel modern di Indonesia Timur belum maksimal.

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan bahwa jumlah gerai secara nasional mencapai 40 ribu.

Dari jumlah itu, hanya 500–600 gerai yang beroperasi di kawasan Indonesia Timur.

”Jumlah itu masih sedikit. Makanya, ekspansi ke luar Jawa, khususnya Indonesia Timur, masih menjanjikan,” kata Roy saat ditemui pada Selasa (26/2). (agf/res/ell/c10/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Platform DealShaker.id Antar Produr UMKM Indonesia ke 194 Negara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
UMKM   Kadin   Rosan Roeslani  

Terpopuler