Membedah Arti Penting Our Ocean Conference Bagi Indonesia

Selasa, 30 Oktober 2018 – 19:52 WIB
Presiden Joko Widodo membuka Our Ocean Conference (OOC) 2018 di Bali. Foto: Setkab

jpnn.com, BALI - Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Universitas Trilogi Muhammad Karim menilai Our Ocean Conference (OOC) 2018 memiliki arti penting bagi Indonesia.

Menurut dia, event yang dihelat di Bali, 29-30 Oktober 2018, itu akan memperkuat visi menuju kepemimpinan poros maritim dunia.

BACA JUGA: Penjelasan Menteri Susi soal OOC dan Manfaatnya Bagi RI

Karena itu, Karim mengimbau masyarakat mendukung usaha Indonesia pada OOC 2018 agar keinginan tersebut tercapai.

"Forum yang amat strategis untuk Indonesia. Sudah berbicara mengenai apa yang mau diunggulkan secara ekonomi dengan menjadi poros maritim dunia. Seperti halnya nusantara dulu terkenal sebagai negeri kaya rempah-rempah," ujar Karim, Selasa (30/10).

BACA JUGA: Pak Jokowi...Jika Laut adalah Tubuh, Sungai Tulang Rusuknya

Menurut Karim, poros maritim berarti memberikan perhatian utama kepada budaya bahari nusantara.

Setelah itu, sambung Karim, mentransformasinya ke sektor ekonomi nasional.

BACA JUGA: Siapa Bisa Terjemahkan Poros Maritim-nya Jokowi?

"Bicara poros maritim, masyarakat nelayan harus menjadi aspek yang diperhitungkan. Transformasi budaya kemaritiman dalam konteks ekonomi harus ditonjolkan," ucap Karim.

Dia juga menyoroti kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang ingin membuat sistem pelacakan komitmen perjanjian dari para negara-negara perwakilan peserta OOC 2018.

Menurut Karim, inisiasi Menteri Susi tersebut adalah cara yang baik dan inovatif.

Inisiasi sistem pelacakan komitmen OOC muncul karena hanya ada 101 yang terpenuhi dari 433 perjanjian pada event di Malta.

"Komitmen yang dirumuskan tentunya harus didorong lebih spesifik, konkret dan, jelas konsepnya. Dengan demikian, semua pihak melaksanakannya dan mudah dilakukan monitoring. Itu sudah langkah yang tepat," kata Karim.

Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL IPB) Ario Damar mengatakan, kebijakan yang dilakukan Susi selaras dengan arah Indonesia menuju poros maritim dunia.

Ario menuturkan, hal itu tampak pada kebijakan perlindungan kepada nelayan, terutama menengah dan kecil.

Dengan demikian, dapat dikategorikan ada keberpihakan ke nelayan sebagai salah satu syarat poros maritim.

Ario menyebutkan, salah satu keberpihakan Susi terlihat perihal pemberantasan illegal fishing.

Menurut Ario, langkah Susi menjadi terapi yang ampuh dan akhirnya menjaga kehidupan nelayan sebagai fondasi poros maritim.

"Isunya sekarang, arah pengembangan sektor perikanan dan kelautan justru mendorong lagi ke ekonomi yang lebih melejit. Fokusnya kepada industri perikanan,” ujar Ario.

Namun, sambung Ario, hal itu harus dibarengi dengan kebijakan pengelolaan industri perikanan yang arahnya pada ekonomi biru.

“Yakni memperbaiki dan memanfaatkan laut ke dalam perspektif lebih efisien, penuh inovasi teknologi dan zero waste," kata Ario. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Pasok Visi dan Misi Kemaritiman Jokowi-Maruf


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler