Membedah Kerja Turbo, Doping Halal yang Menjual

Sabtu, 01 Juli 2017 – 16:30 WIB
Honda Civic Hatcback Turbo. Foto : Toni Suhartono/Indopos/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Penggemar otomotif semakin sering mendengar rilis kendaraan baru yang dilengkapi turbo dalam beberapa waktu terakhir.

Teknologi itu identik dengan kendaraan berkecepatan tinggi yang instan.

BACA JUGA: Volume Servis BMW Naik 15 Persen

Daihatsu sudah memasang turbo pada city car Charade yang diproduksi pada 1986.

Meski memiliki mesin tiga silinder berkapasitas 926 cc, mobil mungil berbahan bakar bensin tersebut mampu menghasilkan power 70 tenaga kuda.

BACA JUGA: GSX R150 Dongkrak Penjualan Suzuki

Isuzu juga menancapkan teknologi turbo pada Panther Touring sejak 2000.

Toyota pun sudah menyematkan pada Land Cruiser VX Turbo pada 1995, lantas berlanjut pada Kijang Innova dan Fortuner VNTurbo.

BACA JUGA: LCGC Merajalela, Penjualan Sedan Anjlok 55 Persen

Mitsubishi tak mau kalah. Pabrikan berlogo berlian tersebut menyematkan mesin berbentuk keong itu untuk membuat Pajero Sport menjadi lebih bertenaga.

Panther, Innova, Land Cruiser, dan Pajero adalah mobil bermesin diesel dengan bahan bakar solar.

Terbaru, Honda meluncurkan Civic sedan, Civic hatchback, dan CRV yang lagi-lagi dilengkapi teknologi turbo. Sebenarnya apa sih turbo itu?

Mesin bakar konvensional memadukan oksigen dan bensin yang keduanya akan dikompres piston dan disulut busi sehingga menghasilkan ledakan untuk menggerakkan mesin.

Nah, perangkat turbo akan memaksa lebih banyak oksigen masuk ke ruang bakar.

Dengan bertambahnya oksigen, semakin banyak bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar.

Dengan demikian, didapatkan ledakan tenaga yang lebih besar.

Penemu mesin turbo, Alfred Buchi asal Swiss, cerdas memanfaatkan semburan gas buang (asap bertekanan hasil pembakaran) untuk menarik oksigen lebih banyak masuk ke ruang bakar. Caranya?

Di dalam komponen turbo yang bentuknya menyerupai rumah keong, ada dua komponen utama.

Yakni, kipas turbin dan kipas kompresor. Bentuk dua kipas tersebut mirip, yakni berbilah banyak dan tajam.

Dua kipas itu menyatu dan tersambung sebilah besi batang (shaft). Karena itu, saat kipas turbin berputar kencang akibat semburan dari tekanan gas buang, kipas kompresor juga akan berputar dengan kecepatan yang sama.

Semakin banyak gas buang yang melewati kipas turbin akan semakin kencang kipas itu berputar.

Kipas kompresor tersebut akan menyedot oksigen segar dari luar untuk dimasukkan ke intercooler agar dingin dan bertekanan.

Setelah itu, oksigen disemburkan ke ruang bakar. Putaran kipas turbin dan kompresor sangat tinggi, yaitu 80–150 ribu rpm (rotary per minute).

Karena putaran tinggi yang menghasilkan gesekan dan suhu tinggi tersebut, pelumasan yang maksimal serta bearing tipe fluid bearing sangat diperlukan.

”Ini mesin berteknologi tinggi dan sebaiknya jangan lalai dalam perawatan. Oli mesin harus diganti tepat waktu dan harus menggunakan engine cleaner setiap 6 bulan atau jarak tempuh sepuluh ribu kilometer,” tutur Marketing and After Sales Service Manager Honda Surabaya Center (HSC) William Saputra.

Dampak mesin turbo dalam kinerja mesin sangat nyata. Sebagai perbandingan, Honda Civic generasi kesembilan berkode mesin FB produksi 2015 belum menggunakan teknologi turbo.

Civic 2015 masih memboyong mesin berkapasitas 2.000 cc, tetapi hanya menghasilkan power 155 PS dan torsi 177 Nm.

Sedangkan Civic terbaru atau generasi kesepuluh dengan kode mesin FC menggunakan teknologi turbo dengan mesin yang kapasitasnya lebih kecil.

Meski hanya mengandalkan mesin 1.500 cc, power yang dihasilkan mencapai 173 PS dengan torsi 220 Nm.

Keberadaan mesin turbo juga berpengaruh terhadap akselerasi kendaraan.

Civic nonturbo membutuhkan sepuluh detik untuk mencapai kecepatan 100 km per jam dari keadaan diam.

”Sedangkan Civic Turbo hanya memerlukan delapan detik untuk mencapai kecepatan yang sama,” tutur William.

Mesin turbo menjadikan mesin yang berkapasitas kecil mampu mengalahkan power yang dihasilkan mesin yang berkapasitas lebih besar.

Karena celah antarkomponen sangat minim, dibutuhkan pelumas yang lebih encer dengan SAE 0W-20. ”Sehingga pelumasan akan maksimal,” ujarnya. (Yudy Hananta)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Otomotif Hanya Naik 8 Persen


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler