Membedah Potensi Bisnis Ruang Perkantoran

Kamis, 21 Februari 2019 – 12:36 WIB
Ilustrasi kantor. Foto: Dewi Maryani/Indopos/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Direktur Marketing Intiland Grande Harto Laksono mengatakan, pasar perkantoran tetap positif, terutama untuk luas di bawah 100 meter persegi.

Permintaan tersebut tidak hanya datang dari pengembangan bisnis yang sudah berjalan lama, tetapi juga yang baru berkembang.

BACA JUGA: Jangan Sepelekan Manfaat Meditasi di Kantor

’’Permintaan ruang perkantoran tidak selalu di pusat kota, tetapi sudah tersebar di berbagai wilayah di Surabaya. Seperti Surabaya Barat, permintaannya juga tidak kalah dengan pusat kota,’’ kata Harto, Rabu (20/2).

Intiland sendiri memiliki beberapa gedung perkantoran di Surabaya Barat. Gedung yang sudah beroperasi terlebih dulu ialah Spazio.

BACA JUGA: 6 Olahraga ini Cocok untuk Pekerja Kantor

Spazio yang tahap awal sudah beroperasi dengan okupansi 75 persen. Selain itu, mereka membangun Spazio Tower yang lokasinya tidak jauh dari Spazio.

’’Unit office di Spazio Tower akan mulai diserahterimakan akhir Maret 2019 dan akan beroperasi pada awal Juli 2019,’’ ujar Harto.

BACA JUGA: Bisnis Startup Bikin Okupansi Perkantoran Meningkat

Secara terpisah, Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan, sektor perkantoran menghadapi kondisi paling berat jika dibandingkan dengan sektor properti lain.

Sebab, pertumbuhan pasok ruang kantor tidak bisa diimbangi dengan penyerapan. Pihaknya mencatat tahun ini ada tambahan suplai ruang perkantoran 100 ribu meter persegi.

’’Pada 2019 hingga 2021 adalah tahun yang cukup menantang setelah pada 2018 tidak ada pertambahan suplai,’’ kata Ferry.

Suplai tersebut cukup besar mengingat laju penyerapan per tahun secara historis 10–20 ribu meter persegi.

Sementara itu, suplai pada 2019 naik tajam 26 persen, lalu pada 2020 naik 35 persen.

Ada beberapa faktor yang membuat serapan rendah. Misalnya, perusahaan masih memiliki pilihan berkantor di ruko maupun rumah.

Faktor lainnya ialah pertumbuhan ekonomi lemah sehingga perusahaan menahan diri untuk ekspansi.

’’Beberapa perusahaan besar dan mapan cenderung membangun kantor sendiri. Kalau memang punya kemampuan bangun, apalagi butuhnya besar, tentu lebih pilih membangun. Karena ke depan bisa jadi aset,’’ ujar Ferry.

Pihaknya merekomendasikan kepada para pemilik gedung untuk aktif mencari tenant di Jakarta. Sebab, sebagian besar tenant besar memang berada di Jakarta.

“Namun, kalau melihat kondisi sekarang, memang belum ideal mencari tenant di Jakarta,’’ terang Ferry. (res/c7/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkantoran Konvensional Mulai Ditinggalkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler