Membongkar Mitos dan Fakta Minuman Energi, Jangan Salah Paham Lagi

Kamis, 29 Agustus 2024 – 17:08 WIB
Para pakar membongkar mitos dan fakta minuman energi agar masyarakat tidak salah paham lagi. Foto source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Aneka minuman energi telah lama menjadi pilihan bagi kaum muda urban yang menjalani gaya hidup aktif.

Meskipun efek positifnya bisa terasa, tidak jarang muncul berbagai kesalahpahaman mengenai dampak minuman energi terhadap kesehatan.

BACA JUGA: Stamina Anda Bakalan Meroket Drastis dengan 5 Minuman Energi Ini

"Hal itu memicu hoaks dan kontroversi di tengah masyarakat. Hal ini terkait dengan salah satu isu kesehatan yang saat ini sedang naik yaitu tentang diabetes, hipertensi, dan sebagainya," ungkap Filipus Adimas, seorang pembawa acara TV dan content creator gaya hidup sehat, Kamis (29/8).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023 tercatat prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 11,7 persen. 

BACA JUGA: Bolehkah Ibu Hamil Konsumsi Minuman Energi?

Sementara hipertensi, prevalensinya mencapai 30,8 persen pada 2023.  Faktanya, ternyata diabetes dan hipertensi merupakan penyakit yang sangat mempengaruhi kesehatan ginjal dapat dipicu oleh salah satunya konsumsi gula yang tinggi. 

Minuman energi sendiri bukan pihak yang bisa disalahkan dalam hal ini, karena di pasaran sebenarnya tersedia pilihan minuman energi bebas gula dan memanfaatkan aspartam sebagai pemanis. 

BACA JUGA: Suka Konsumsi Minuman Energi? Baca Efek Sampingnya Ini Dulu

"Sejumlah penelitian ilmiah terbaru di dunia telah mengonfirmasi bahwa aspartam aman dikonsumsi dalam batas normal," katanya.

Begitu luasnya rumor mengenai ini di Indonesia, hingga dua institusi pun telah melakukan klarifikasi. BPOM telah memberikan penjelasan publik mengenai penggunaan aspartam pada pangan olahan masih dikategorikan aman. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga telah secara resmi membantah hoax ini, seperti yang dijelaskan dalam laporan resmi mereka. 

"Rumor yang menyebutkan bahwa aspartam dapat memicu kanker juga tidak tepat, karena studi yang meneliti mengenai hal ini menggunakan dosis yang ratusan kali lebih banyak dari konsumsi wajar, dan dilakukan pada hewan," kata Certified Nutritionist dan Health Coach Dion Haryadi. 

Dion, yang juga aktif memberikan edukasi gizi melalui media sosial, menambahkan bahwa minuman energi tanpa gula cukup efektif untuk memberikan energi saat dibutuhkan karena kandungan kafeinnya. Kafein dalam minuman energi umumnya juga berada dalam batas aman, hanya 50 mg per sajian, yaitu tidak lebih dari kandungan kafein dalam satu cangkir kopi, sehingga aman jika dikonsumsi sesuai anjuran harian.  

"Jika memiliki riwayat penyakit seperti jantung, perlu konsultasi terlebih dahulu kepada dokter" ungkap Dion.

Energi yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat produktivitas dan menghalangi pencapaian gaya hidup berkualitas. Banyak aktivitas memerlukan stamina dan fokus tinggi, yang umumnya dipenuhi melalui pola makan bergizi. 

"Namun, untuk kebutuhan stamina ekstra, minuman energi sering kali dipilih sebagai suplemen tambahan," sebutnya. 

Minuman energi membantu meningkatkan stamina melalui bahan-bahan stimulan yang merangsang kinerja otak dan sistem saraf, seperti taurin yang mengatur denyut jantung dan kontraksi otot, kafein yang meningkatkan konsentrasi, serta vitamin B yang mengubah makanan menjadi energi. Jadi sebaiknya pastikan bahwa minuman energi yang dikonsumsi memiliki kandungan vitamin B yang cukup dan lengkap. 

Kandungan khusus yang perlu dipastikan ada adalah vitamin B12 yang terdapat dalam minuman energi juga telah dipelajari memiliki manfaat untuk kesehatan ginjal. Beberapa produk juga mengandung ginseng, yang diketahui dapat meningkatkan energi dan mengurangi stres. 

"Terkadang yang keliru sebenarnya gaya hidupnya. Tidak jarang orang menjadikan minuman energi sebagai solusi instan dengan cara yang berlebihan. Padahal sesuatu yang berlebihan tidaklah baik," ucapnya.(esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler