Memfitnah Soeharto di Era Orba? Tak Ditabok tapi Dihilangkan

Selasa, 27 November 2018 – 15:51 WIB
Politikus NasDem Irma Suryani. Foto: dok.JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo belakangan ini makin sering memperlihatkan kejengkelannya atas berbagai fitnah dan kabar miring yang menyasarnya. Bahkan, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu menggunakan diksi ‘tabok’ saat mengungkapkan kejengkelannya terhadap pihak-pihak yang memfitnahnya.

Menurut politikus Partai NasDem Irma Suryani Chaniago, kejengkelan Presiden Jokowi itu merupakan hal wajar. Sebab, Jokowi berkali-kali difitnah sebagai komunis sekaligus keturunan kader PKI.

BACA JUGA: Presiden Jokowi: Kalau Pemimpinnya Terkaget-kaget....

Irma menegaskan, Jokowi pernah jadi wali kota dan gubernur. Sebelum menjadi kepala daerah, Jokowi pasti menjalani screening.

"Jadi wali kota pasti sudah di-screening dong, tapi kemudian dituduh PKI. Ini kan hal yang sangat mustahil. Jelas pembunuhan karakter," ujar Irma saat dikonfirmasi, Selasa (27/11).

BACA JUGA: Fahri Hamzah Sebut Jokowi Belakangan Ini Jadi Sering Marah

Juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin (TKN Jokowi - Ma’ruf) itu mengatakan, penggunaan kata ‘tabok’ oleh Presiden Ketujuh RI itu merupakan teguran yang ringan. Menurutnya, jika di era Orde Baru (Orba) maka implikasi memfitnah presiden bisa berat.

Irma mengatakan, penghina kepala negara pada masa Orba akan langsung dihukum. Bahkan, ada yang tak ketahuan rimbanya gara-gara mengkritik penguasa Orba.

BACA JUGA: Ingin Ahokers Pilih Jokowi, Ahok Isyaratkan Masuk ke PDIP

"Kalau zaman Pak Soeharto, hilang itu orang (yang memfitnah kepala negara). Zaman Pak Jokowi masih mending, ditabok. Untung lho ( Jokowi) cuma bicara tabok," katanya.(gwn/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Pihak Incar Gedung Lama KPK, Agus Lapor ke Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler