Menag Yaqut Sampaikan Kabar Baik soal Jumlah Kuota Haji 2025, Alhamdulillah

Rabu, 19 Juni 2024 – 06:34 WIB
Menag Yaqut mengumumkan kabar baik soal kuota haji 2025 berdasarkan informasi dari Wakil Kementerian Bidang Urusan Haji Arab Saudi 'Ayed Al Ghuwainim. Foto: ilustrasi/Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan kabar baik terkait jumlah kuota haji 2025.

Dia mengatakan Indonesia mendapat kuota 221 ribu orang pada operasional haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.

BACA JUGA: Pelaksanaan Haji Dinilai Berjalan Lancar, Wakil Ketua MPR: Tidak Perlu Dibentuk Pansus

Menag Yaqut mengumumkan itu dalam tasyakuran penutupan penyelenggaraan ibadah haji 1445H.

Acara ini diselenggarakan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi di Makkah yang dihadiri para pimpinan delegasi haji dari berbagai negara.

BACA JUGA: Innalillahi, Pejabat PLN Meninggal saat Jalani Ibadah Haji

"Saya mendapat informasi dari Wakil Kementerian Bidang Urusan Haji 'Ayed Al Ghuwainim, dan sesuai surat yang saya terima bahwa Indonesia mendapat 221 ribu kuota haji 1446 H/2025 M," kata Menag Yaqut di Makkah, Rabu (19/6).

Menag Yaqut mengapresiasi langkah Kementerian Haji Saudi yang kembali mengumumkan kuota lebih awal sehingga proses persiapan penyelenggaraan haji juga bisa dilakukan lebih cepat.

BACA JUGA: Puan Sebut DPR Bakal Bentuk Pansus Haji, Ini Agendanya

"Apresiasi juga atas ketegasan otoritas Saudi dalam menerapkan aturan terkait visa haji dan visa non haji," kata dia.

Yaqut menilai penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M berjalan dengan sukses dengan sejumlah indikator.

Pertama, pelayanan jemaah pada fase kedatangan berjalan lancar.

Kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 orang terserap optimal, hanya menyisakan 45 orang yang tidak bisa digantikan karena proses pemvisaan sudah ditutup.

"Ini angka kuota tidak terserap yang terkecil dalam lebih sepuluh tahun penyelenggaraan ibadah haji," kata Menag Yaqut.

Kedua, proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah.

Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk perlindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.

"Padahal, Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Ini jelas bukan tugas mudah. Layanan fast track untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar," kata dia.

Di samping itu, layanan katering bahkan bisa tetap diberikan hingga jelang puncak haji.

Indikator kesuksesan ketiga, kata Yaqut, proses puncak haji berjalan lancar.

Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.

"Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jamaah bisa diberangkatkan lebih awal, pukul 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut disyukuri," kata Yaqut lagi.

Perihal beberapa dinamika di Mina, kata dia, akan menjadi bagian yang akan dievaluasi.

Menurutnya, wilayah Mina jelas batasannya dan sangat terbatas.

Dengan kuota 213.320 orang, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.

"Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan sehingga menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan," terang Yaqut. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler