Menakar Konsumsi BBM New Baleno Hatchback di Jalur Curam, Hmmmm

Minggu, 16 Agustus 2020 – 03:50 WIB
Uji efisiensi Suzuki New Baleno Hatchback. Foto: rdo

jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran New Baleno hatchback bagi PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), sama sekali membawa target konsumen berbeda berbanding Swift, meskipun Jazz dan Yaris tetap saja jadi pesaingnya di pasar.

Keluarga modern atau anak-anak muda aktif adalah incaran dari langkah pembaruan hatchback, berbanderol Rp 200 jutaan itu.

BACA JUGA: 4 Fitur Suzuki Baleno Hatchback Lepas Kekhawatiran Berkendara saat New Normal

Dirilis pada akhir tahun lalu, JPNN akhirnya baru berkesempatan menjajal Baleno hatchback facelift.

Pada kesempatan perjalanan yang lumayan jauh hampir 400 km, salah satu yang jadi incaran kami ialah soal konsumsi bahan bakar New Baleno transmisi otomatis.

BACA JUGA: Suzuki Yakin Baleno Facelift Rebut 20 Persen Pangsa Pasar Hatchback Nasional

Menempuh rute Jakarta-Dieng-Semarang, pelbagai jenis jalan tentu kami lahap.

Variasi gaya berkendara juga menyesuaikan dengan tanpa sekalipun mematikan pendingin udara. Artinya, semuanya normal.

BACA JUGA: 7 Kebaruan Suzuki Baleno Jadi Modal Bersaing di Kelas Mobil Rp 250 Juta

Suzuki sudah melengkapi Baleno hatchback dengan Multi Information Display (MID), maka pengujian kami berpatokan pada hasil akhir yang ditampilkan.

Menembus tol yang panjang, Baleno hatchback facelift mengusung mesin 1.400 cc, terbilang responsif.

Bermanuver dan menyalip juga bisa diandalkan, meskipun bertransmisi otomatis. Terpenting ialah memahami fungsinya.

Fitur over drive selalu kami manfaatkan ketika menyalip. Jadi tak perlu khawatir kehilangan momentum.

Soal rata-rata konsumsi bahan bakar di tol, berpatok pada MID kami mendapatkan angka 15,5 km per liter.

Artinya, 1 liter bensin yang bisa membawa Baleno menempuh jarak hingga 15,5 km.

Bila melihat dari sisi kebutuhan, jumlah tersebut terbilang kategori baik.

Tidak sampai di situ saja, Baleno hatchback facelift masih kami uji untuk jalanan ekstrem di kawasan Dieng, Jawa Tengah, seperti tanjakan dan turunan curam.

Awalnya, kami berpikir tingkat konsumsi bahan bakarnya akan drastis lebih boros.

Pasalnya, jalur ke kawasan wisata Dieng, terbilang ramai dilalui kendaraan bermotor.

Ternyata, anggapan kami salah. Rata-rata konsumsi bahan bakarnya hanya sedikit lebih boros, yakni di angka 15,3 km per liter.

Kuncinya, lagi-lagi memanfaatkan fitur di transmisi otomotis milik Baleno.

Ketika tanjakan, manfaatkan tuas transmisi ke posisi 2, dan saat menghadapi turunan curam, posisi langsung berpindah ke L.

Jadi, kami lebih banyak mengandalkan engine brake daripada rem kaki mendadak saat meluncur.

Namun balik lagi, ada banyak hal yang memengaruhi keiritan bahan bakar, mulai dari cara berkendara, kondisi lalu lintas termasuk jalan, jenis bahan bakar, muatan, kondisi mesin, sampai faktor eksternal lain seperti cuaca. (rdo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler