Menakar Pilihan Social Distancing atau Lockdown

Rabu, 18 Maret 2020 – 11:50 WIB
Warga yang mewaspadai virus corona menggunakan masker wajah saat melintasi kawasan MH. Thamrin, Jakarta, Selasa (3/3). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, menilai keputusan social distancing atau menjaga jarak yang dikedepankan pemerintah dinilai lebih baik, ketimbang pilihan lockdown.

Bagi Tauhid, social distancing masih dapat menggerakkan perekonomian berbanding wacana karantina wilayah.

BACA JUGA: Wabah Corona Merebak, Bagaimana Nasib Kelanjutan Validasi IMEI di Indonesia?

"Paling tidak social distancing masih bisa menggerakkan ekonomi alur barang dan jasa dan masyarakat tetap diberi akses ke berbagai kegiatan ekonomi dengan cara-cara social distancing yakni menjaga jarak 1,5 meter," ujar Tauhid Ahmad di Jakarta, Rabu (18/3).

Social distancing, tambah Tauhid, berbeda dengan lockdown. Social distancing itu isinya mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain dianggap mampu mengurangi kontak tatap muka langsung, seperti menghindari tempat-tempat umum, seperti mall, bioskop, kegiatan olahraga bersama, dan sebagainya,

BACA JUGA: Social Distancing, Sekolah-sekolah Islam Terpadu Bangun Kelas Online

Namun, lanjut Tauhid, jika kebijakan lockdown diterapkan justru bisa menimbulkan hal dan konsekuensi sebaliknya, di mana pilihan ini justru dapat menjerumuskan Indonesia ke dalam fase krisis ekonomi.

"Konsekuensi penutupan maka kita akan memasuki fase krisis ekonomi, di mana pertumbuhan ekonomi akan drop di bawah empat persen bahkan bisa lebih buruk," kata Direktur Indef itu.

BACA JUGA: Ini Alasan Pemerintah Tak Melakukan Lockdown

Dia mengambil contoh jika Jakarta yang merupakan pusat segalanya dengan pusat jasa keuangannya menyumbang 45 persen terhadap PDB, dan kemudian menjadi pusat jasa perusahaan yang menyumbang 68 persen juga kepada PDB, lantas diterapkan kebijakan lockdown maka dampaknya sangat besar terhadap perekonomian nasional.

"Saya kira pendekatan social distancing lebih baik dibandingkan lockdown untuk saat ini meski pelaksanaannya harus didukung dan dilakukan oleh kesadaran masyarakat sendiri," kata Tauhid Ahmad.

Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menyebut langkah social distancing atau menjaga jarak antarsatu dengan yang lain menjadi hal yang paling penting dilakukan dalam situasi mewabahnya covid-19.

Presiden mengatakan, dengan kondisi tersebut, sudah saatnya bekerja dari rumah, belajar dari rumah, serta beribadah di rumah. Presiden juga mengajak seluruh rakyat bekerja sama, saling tolong menolong, bersatu padu, bergotong-royong menangani COVID-19.

Presiden Jokowi juga menegaskan pemerintah daerah (pemda), tidak boleh mengambil kebijakan lockdown karena kebijakan tersebut merupakan wewenang pemerintah pusat. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler