SEBANYAK 3 ribu alumnus program pemagangan Jepang menghadari Reuni Akbar Alumni Pemagangan Jepang yang digelar atas kerjasama Kementerian Ketenagakerjaan dengan Ikatan Pengusaha Kenshusei Indonesia (IKAPEKSI) di Karawang, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Selain mempererat tali silaturahmi, reuni akbar alumni pemagangan Jepang ini ditujukan sebagai wadah para alumni yang magang di sana untuk mengembangkan wirausaha dan meningkatkan bekerja sama dengan pemerintah, kalangan pengusaha dan dunia industri.
“Kegiatan reuni akbar ini dapat meningkatkan hubungan antar alumni pemagangan Jepang, sehingga dapat mengembangkan usaha para alumni pemagangan Jepang, yang pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja baru,” ungkap Menaker M Hanif Dhakiri saat membuka Reuni Akbar Alumni Pemagangan Jepang di, Karawang, Jawa Barat Senin, (19/10).
Acara ini dihadiri oleh Sekjen Kemnaker Abdul Wahab Bangkona, Dirjen Binalatas Khairul Anwar, Dirjen PHI & Jamsos Haiyani Rumondang CEO IM Japan Tokyo, Mr. Kyoei Yanagisawa. Selain itu hadir juga alumnus pemagangan Jepang yang telah sukses menjadi wirausahawan ataupun karyawan di perusahaan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Menaker Hanif berharap sekembalinya ke Indonesia para pemuda-pemuda yang pernah magang di Jepang ini menularkan etos kerja dan kompetensi tinggi kepada perusahaan tempatnya bekerja.
Karena produktivitas setiap tenaga kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Dimana pada akhirnya akan memperbaiki tingkat daya saing nasional di dunia internasional.
”Pemagangan luar negeri tidak boleh disalahartikan sebagai pengiriman tenaga kerja ke luar negeri yang berorientasi mendapatkan penghasilan, namun dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kemampuan SDM sesuai kompetensi industri multinasional agar mampu bersaing di pasar kerja global,” kata Hanif.
BACA JUGA: Pimpinan MKD Main Kucing-kucingan Periksa Pimpinan DPR
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan program pemagangan ke luar negeri, khususnya ke Jepang, sejak tahun 1993 sampai dengan September 2015 telah dapat memberangkatkan peserta sebanyak 56.627 orang. Sampai saat ini peserta yang masih menjalankan program di luar negeri sebanyak 12.993 orang.
Untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi pekerja di Indonesia, Menaker Hanif juga mengajak dunia usaha untuk melakukan pelatihan dan rekrutmen berbasis kompetensi seta bekerja sama dengan Balai-balai latihan kerja (BLK) di pusat dan daerah
BACA JUGA: Presiden Diminta Kumpulkan Pengusaha dan Kepala Daerah
Meskipun alumnus pemagangan Jepang sangat diminati oleh perusahaan-perusahaan dalam dan luar negeri, namun Hanif juga menyarankan juga agar para alumni magang berani membuka wirausaha sendiri secara mandiri sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja.
“Kita harapkan para alumni magang ini tak hanya bekerja di perusahaan tapi juga berani berwirausaha. Sehingga bakat, kemampuan dan ilmu yang dipelajari selama magang di Jepang dapat langsung dipraktekan dalam usaha sendiri dan dapat menambah kesempatan kerja baru,” kata Hanif.
BACA JUGA: KPK Periksa Perantara Gatot dengan Mantan Sekjen NasDem
Selama bekerja magang di Jepang, para peserta magang dilindungi oleh asuransi dan jaminan kesehatan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan di Jepang. Selain itu mereka pun mendapatkan penghasilan/gaji secara rutin.
Untuk tahun pertama, peserta pemagang mendapat gaji magang 80.000 yen (Rp 8,2 juta) per bulan. Selanjutnya untuk tahun kedua akan mendapatkan gaji magang 90.000 yen (Rp 9,2 juta) yen dan tahun ketiga 100.000 yen (Rp 10,2). Dan setelah lulus program pemagangan akandiberi uang bantuan permodalan. (adv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsultasi RUU KPK ke Presiden, Pimpinan DPR Dikritik Fraksi
Redaktur : Tim Redaksi