jpnn.com, SOLO - Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan, balai latihan kerja (BLK) sebagai tempat meningkatkan kompetensi tenaga kerja harus mendengarkan masukan generasi muda.
"Banyak industri yang terus berkembang karena mengakomodasi gagasan generasi muda," ujar Hanif saat mengunjungi BLK Surakarta, Rabu (8/11).
BACA JUGA: Wapres JK Minta Menaker Genjot Pelatihan Vokasi
Menurut Hanif, BLK menjadi solusi konkret peningkatan kompetensi bagi angkatan kerja Indonesia yang didominasi lulusan SD dan SMP.
Karena itu, standar kompetensi di BLK harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan dunia industri.
BACA JUGA: Industri Rokok Jadi Tantangan Tersendiri Bagi Pemerintah
"Perubahan dunia semakin cepat dan kompetisi semakin ketat ini terjadi di semua negara," ungkap Hanif.
Dia menambahkan, BLK harus menjembatani angkatan kerja untuk masuk ke dunia industri maupun berwirausaha melalui pelatihan vokasional.
BACA JUGA: Pemda Harus Perbanyak Bursa Kerja untuk Kurangi Pengangguran
Sebab, jumlah angkatan kerja bertambah dua juta tiap tahun.
"Semua orang yang masuk BLK tidak dikenai syarat umur atau latar belakang pendidikan formal," tegas Hanif.
Dia mencontohkan sejumlah jurusan di BLK seperti garmen bisa ditransformasikan menjadi jurusan fashion design.
"Misalkan di BLK Semarang jurusan garmen yang lama d transformasikan menjadi fashion design. BLK harus Sesuai dengan konsisi kids zaman now," kata Hanif.
Dia menjelaskan, mengacu pada negara maju, peran dan keterlibatan dunia industri dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja untuk investasi SDM mencapai 70 persen.
Karena itu, dia mengajak dunia industri untuk berperan aktif dalam peningkatan kompetensi, baik instruktur, kualitas pelatihan vokasi di BLK, maupun pemagangan.
Hanif juga mengingatkan bahwa tugas BLK tidak hanya melatih.
BLK juga bertugas menempatkan alumni dan me-monitoring. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inovasi Program 3R dari Kemenaker
Redaktur : Tim Redaksi