jpnn.com, FORTALEZA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyampaikan kabar baik tentang kondisi ketenagakerjaan di Indonesia.
Hal itu disampaikannya di sela-sela kegiatan G20 Brasil di Fortaleza pada Jumat (26/7) waktu Brasil.
BACA JUGA: Menaker Ida Paparkan Upaya Indonesia Ciptakan Ketenagakerjaan Berkualitas di G20 Brasil
Menaker Ida Fauziyah mengungkapkan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia pada tahun ini terus mengalami perbaikan.
Penilaian tersebut terlihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen pada Februari 2024 atau mengalami penurunan sebesar 0,63 persen dibandingkan Februari 2023 sebesar 5,45 persen.
BACA JUGA: Sekjen Kemnaker dan OECD Gelar Pertemuan Bilateral, Sejumlah Hal Penting Ini Dibahas
"Namun demikian, tentunya angka ini harus terus kita turunkan dengan berbagai upaya yang terukur dan terarah," kata Menaker Ida Fauziyah dalam keterangan resminya, Sabtu (27/7).
Menurut Menaker Ida, ada beberapa penyebab TPT relatif masih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN.
BACA JUGA: Luncurkan Roadmap Indonesia Bebas Pekerja Anak Lanjutan, Ini Pesan Menaker Ida Fauziyah
Pertama, dengan jumlah penduduk mencapai 281,6 juta penduduk, Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar di ASEAN.
Selain itu, terdapat angkatan kerja baru sekitar 3 juta hingga 3.5 juta tiap tahunnya.
Kedua, masih adanya mismatch ketenagakerjaan yang mengakibatkan tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih di bawah rata-rata ASEAN.
"Hal ini juga berdampak pada kondisi pasar kerja, di mana sebenarnya tersedia lapangan kerja, baik dalam maupun luar negeri, namun masih belum bisa kita manfaatkan secara optimal karena masih ada gap kompetensi calon pekerja dan lowongan pekerjaan yang ada," jelasnya.
Ketiga, lanjut Menaker Ida, saat ini Indonesia tengah menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.
Hal ini agar para pekerja/buruh mendapatkan pekerjaan yang layak.
Menaker Ida menegaskan hal ini menjadi penting agar Indonesia dapat segera rebound akibat dampak pandemi Covid-19 pada berbagai sektor ekonomi di Indonesia, terutama pariwisata, manufaktur, dan jasa.
"Oleh karena itu, penciptaan lapangan kerja formal terus kita tingkatkan. Kita tidak ingin seperti Filipina di mana angka pengangguran relatif rendah namun tingkat kemiskinan justru lebih tinggi," tegasnya.
Keempat, perlambatan ekonomi global yang turut mempengaruhi permintaan ekspor Indonesia, sehingga berdampak pada industri manufaktur dan sektor-sektor lainnya yang bergantung pada perdagangan internasional.
Menaker Ida Fauziyah mengatakan Indonesia juga terus melakukan berbagai langkah perbaikan kondisi ketenagakerjaan untuk menekan TPT.
Pertama, meningkatkan Kualitas pendidikan dan pelatihan.
Hal ini dilakukan dengan mereformasi kurikulum pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan industri modern, terutama dalam bidang teknologi dan keterampilan vokasional.
Kedua, mendorong investasi dengan cara mempermudah proses perizinan usaha dan investasi asing.
Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja.
Ketiga, mendukung sektor informal agar bisa bertransformasi menjadi usaha formal.
"Hal ini karena banyak pekerja di Indonesia berada di sektor informal, yang sering kali tidak tercatat secara resmi dan kurang stabil sehingga meskipun tidak menganggur, namun kehidupannya relatif kurang baik," terangnya.
Keempat, lanjut dia mendorong sektor-sektor unggulan, di antaranya mendorong ekosistem startup dan inovasi dapat menjadi motor penggerak penciptaan lapangan kerja baru.
"Kami juga terus meningkatkan produktivitas pertanian," ungkapnya.
Sektor pertanian juga perlu dimodernisasi dengan mengadopsi teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas.
"Lalu juga mendorong pariwisata dan ekonomi kreatif," imbuhnya.
Kelima, membangun ekosistem sistem informas pasar kerja nasional untuk mendorong dunia pendidikan berbasis demand, serta memotong waktu pencarian kerja oleh pengangguran yang berstatus sedang mencari kerja. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi