Menaker Ingin Peran SP/SB meningkat di Era Ekonomi Digital

Rabu, 20 Desember 2017 – 20:20 WIB
Hanif Dhakiri. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Era ekonomi digital telah memberikan pengaruh terhadap dinamika dunia usaha dan industri. Untuk itu, Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) harus meningkatkan soliditas organisasinya agar bisa menghadapi berbagai tantangan perubahan yang terjadi.

"Saya juga ingin melihat gerakan buruh di Indonesia ini kuat, solid, dan semakin berperan dalam pembangunan nasional," kata Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat memberikan sambutan pada acara Kongres IX KSPSI di Jakarta, Rabu (20/12).

BACA JUGA: Pembangunan Rumah TKI Tandai Hari Pekerja Migran

Menurut Menaker, perkembangan teknologi dan informasi harus dilihat secara objektif. Meskipun dalam faktanya ada sejumlah jenis pekerjaan yang hilang, perkembangan teknologi dan informasi juga diyakini dapat menciptakan jenis pekerjaan yang baru.

"Kita harus bisa lebih objektif dalam melihat situasi dan kondisi," tutur Menaker.

BACA JUGA: LPI Tonggak Sejarah Olahraga bagi Pekerja dan Pengusaha

Oleh karena itu, SP/SB bersama-sama dengan pihak perusahaan harus membangun hubungan industrial yang harmonis. Serta memperkuat dialog bipartit dengan perusahaan.

Hal inilah yang dinilai Menaker sebagai modal awal semua pihak dalam mengantisipasi perkembangan dunia industri yang terjadi. "Tidak semua hal bisa digantikan dengan teknologi," ujar Menaker.

BACA JUGA: Cak Imin Tendang Bola, Liga Pekerja Indonesia Resmi Dibuka

Adapun, salah satu instrumen yang dapat meningkatkan hubungan industrial yang harmonis adalah disepakati dan tersusunnya Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Berdasarkan data World Bank, 96 persen pekerja merasa puas terhadap perusahaannya yang berhasil menyusun PKB.

Menaker pun memberi catatan, dalam penyusunan PKB tersebut umumnya ada dua persoalan utama. Pertama, representasi pekerja bagi perusahaan yang terdapat banyak SP/SB. Kedua, penyusunan tata tertib.

Kedua persoalan tersebut menurut Menaker harus diselesaikan dengan penguatan soliditas antar anggota maupun antar organisasi. Sehingga dapat memunculkan satu suara. Serta memperkuat dialog bipartit dengan perusahaan.

"Sehingga saat membicarakan hal-hal yang penting ini sudah nyetrum semua dan memperlancar (penyelesaian) permasalahan yang ada," paparnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri RI Tjahjo Kumolo mengatakan, masyarakat Indonesia masih menghadapi 3 masalah klasik yang hingga saat ini belum terselesaikan. Yakni sandang, pangan, papan (pakaian, makanan, dan tempat tinggal). Padahal menurut Mendagri ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia.

Untuk itu, upaya-upaya Pemerintah Indonesia dalam melakukan pembangunan ekonomi yang merata, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berbagai pembangunan hunian harus mendapatkan dukungan dari SP/SB.

Salah satunya dengan meningkatkan hubungan industrial yang harmonis dengan perusahaan. "Tiga hal ini yang harus kita perjuangkan bersama-sama," papar Mendagri.

Dalam kongres yang mengangkat tema "Membangun Pekerja Indonesia Mandiri dan Profesional" tersebut turut dihadiri Dirjen PHI dan Jamsos Haiyani Rumondang, Dirjen Binwasnaker Irjen Pol Sugeng Priyanto, Sekjen Mendesa Anwar Sanusi, Kabag Intelkam Komjen Pol Lutfi Lubihanto, Asop Panglima TNI Laksda Bambang Haryono, dan Deputi IV Kantor Staf Presiden RI Eko Sulistyo. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tindaklanjuti UU PPMI, Kemnaker Kumpulkan 150 P3MI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler