jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah memaparkan grand design pengembangan pasar kerja Indonesia dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (16/3).
Dalam paparannya, Ida menjelaskan pengembangan pasar kerja Indonesia dibagi tiga tahap, dari jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
BACA JUGA: Bangun Sistem Informasi Pasar Kerja Ideal, Menaker Ida Minta Dukungan DPR
Pada jangka pendek (realtime) dikembangkan sistem informasi pasar kerja (labor market information system-LMIS).
Selanjutnya, untuk kepentingan perencanaan pendidikan dan pelatihan vokasi jangka menengah dikembangkan sistem monitoring keterampilan (skill monitoring system).
BACA JUGA: Ini Penampakan Mobil Mewah Tersangka Asabri, Ada yang Seharga Rp 21 Miliar
"Untuk analisis tenaga kerja jangka panjang dan bersifat strategis terkait kebijakan pembangunan ekonomi jangka menengah dan jangka panjang, dikembangkan kerangka analisis permintaan tenaga kerja (demand analysis framework) atau perencanaan tenaga kerja (manpower planning framework)," ujar Ida Fauziyah.
Raker dengan Komisi IX DPR itu salah satunya membahas Grand Design Kemnaker dan Bappenas dalam penciptaan dan pemenuhan pasar kerja 2021 di masa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: KD Ketahuan Simpan 2 Senpi Revolver, Begini Pengakuannya kepada Polisi
Pada forum itu Menaker Ida juga meminta dukungan DPR RI terhadap upaya kementeriannya membangun sistem informasi pasar kerja (SIPK) Indonesia yang ideal untuk mempercepat pengurangan pengangguran dan memperluas kesempatan kerja.
Pembangunan SIPK ini dinilai penting lantaran sistem yang ada saat ini masih belum optimal, layanan informasi pasar kerja yang disediakan terbatas, dan sedikit pemangku kepentingan yang terlibat.
"Tentu (SIPK-red) membutuhkan perbaikan dan kami mohon dukungan komisi sembilan terkait upaya kami membangun sistem informasi pasar kerja yang ideal," kata Ida.
Menaker Ida juga menjelaskan hasil studi Bappenas dan Bank Dunia (2020) menunjukan SIPK Indonesia berada pada tingkat dasar menuju menengah. Dia menginginkan SIPK bisa mengikuti Worknet (SIPK Korea Selatan) yang sudah berada pada level advance.
Dalam konteks itu, SIPK Indonesia setidak-tidaknya menuju sistem pasar kerja ideal seperti di Korea Selatan yang memliki lima karakteristik, yakni relevan, handal, efisien, berfokus pada klien, dan komprehensif.
"Sistem informasi pasar kerja kita harus didorong lebih kuat lagi," ucap Ida.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam