Menaker Terima Banyak Aduan Keluarga TKI di Cirebon

Jumat, 09 Januari 2015 – 23:07 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - CIREBON - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengadakan kunjungan kerja ke Desa Sarangwetan, Kec. Babakan, Kabupaten Cirebon, Jumat (9/1), yang menjadi salah satu kantong TKI di Jawa Barat.

Saat itu, Hanif didampingi langsung oleh Bupati Cirebon Sunjaya Purwadisastra dan Plt. Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan (PPK) Kemnaker Muji Handaya.

BACA JUGA: Hendak Pertanyakan Tunjangan Operasional, Anggota Polhut Diusir

Saat menggelar dialog terbuka di balai desa, Menaker Hanif banyak menerima pengaduan dari keluarga TKI mulai dari anak TKI yang ingin bertemu dengan ibunya yang bekerja di luar negeri, pungli tiket pesawat sampai asuransi yang tak kunjung cair.

Salah satu pengaduan disampaikan Zainudin, seorang TKI yang bekerja di sektor perikanan di Korea Selatan. Zainudin mengaku saat berangkat kerja lewat BNP2TKI terpaksa membayar tiket pesawat yang mahal dan menanggung biaya penginapan di Ciracas.
 
“Harga tiket pesawat yang harus dubayar lebih mahal Rp 600 ribu dibanding harga normal dan kami juga harus membayat penginapan di penampungan sebesar Rp 500 ribu,” katanya.
 
Zainudin menceritakan dirinya pergi bekerja ke Korea pada Maret 2014 dan pungutan seperti itu masih terjadi. Dia berharap nantinya saat akan pergi lagi ke Korea  kejadian seperti ini takkan terulang lagi.
 
Dia memberanikan diri menyampaikan keluhannya untuk mewakili keluhan teman-temannya TKI yang lain dan berharap Menaker Hanif bertindak untuk menangani masalah ini.
 
Mendengar aduan itu, Hanif segera merespon. Dia berjanji akan menindaklanjuti,

BACA JUGA: Ini Penyebab Lion Air Rute Tarakan-Jakarta Gagal Berangkat

“Silakan membuat laporan tertulis. Jika berani, saya akan dampingi langsung. Saya lindungi bapak dan teman yang bekerja di Korea, “ jelas Hanif.
 
Selain soal pungli, hanif juga menerima aduan dari keluarga TKI di Taiwan yang asuransi kematian ibunya belum cair. Dia berharap Hanif mau membantu.

“Ibu saya meninggal di Taiwan, jasadnya sudah dikirim pulang tetapi asuransi tidak diberikan,“ ungkap Sulaiman menceritakan kasusnya.

BACA JUGA: Menteri Yuddy Sarankan BTPN Surabaya Perbaiki Layanan

Hal ini direspon Hanif dengan berjanji menindaklanjutinya, termasuk soal TKI yang mengaku dikenakan biaya penempatan di Taiwan hingga Rp 20 juta dan dikenai aneka pungli lainnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diajak Beli Telur, Bocah Tewas Tertabrak Truk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler