Menanggapi Twit Pak Mahfud MD soal Kisah Mengharukan, Ferdinand: Tak Patut

Senin, 26 Juli 2021 – 20:40 WIB
Unggahan Menko Polhukam Mahfud MD di Twitter soal kisah mengharukan pasien Cocid-19 menuai kritik. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Ferdinand Hutahaean menyoroti twit Menko Polhukam Mahfud MD soal kiasah mengharukan pasien Covid-19 meninggal dunia, melalui akunnya di Twitte pada, Senin (26/7).

Menurut Ferdinand, twit tersebut tak pantas lantaran Mahfud MD saat ini menjabat sebagai menteri di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Irwan Fecho Menduga Mahfud MD Terpapar Buzzer Istana, Begini Kalimatnya

BACA JUGA: Prihatin, Ferdinand Minta Presiden Melakukan Reshuffle, Sebut Nama Pak Luhut dan Kapolri

"Twit Pak Mahfud tersebut bagi saya, tak patut diunggah oleh seorang menteri yang adalah bagian dari pemerintah yang sedang berjuang memerangi Covid-19 dan menyediakan layanan bagi masyarakat," ucap Ferdinand kepada JPNN.com, Senin (26/7).

Mantan politikus Demokrat itu juga menilai twit mantan Menteri Pertahanan itu justru menceritakan kondisi penanganan Covid yang seolah-olah gagal hingga orang meninggal akibat tak tertangani ketika menunggu antrean.

BACA JUGA: Pengumuman, FT Sudah Tertangkap, kepada Polisi Dia Menyebut Nama Wanita Ini

"Bukankah itu kegagalan pemerintah? Bukankah Mahfud bagian dari pemerintah? Tetapi mengapa Mahfud mengetwit seolah dia bukan bagian dari pemerintah?" tutur Ferdinand Hutahaean mempertanyakan.

Persepsi yang ditangkap publik menurutnya akan berbeda bila unggahan itu diawali dengan ungkapan permintaan maaf atas kejadian tersebut.

"Semestinya kalau mau mengetwit tentang kisah tersebut, harus diawali permintaan maaf dari Mahfud, pemerintah belum bisa menolong semua yang terpapar dengan baik," sambungnya.

Namun, kesan yang ditangkap oleh Ferdinand dari twit mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu justru sebaliknya. Bahwa Mahfud merasa  bukan bagian dari pemerintah yang ikut bertanggung jawab atas peristiwa meninggalnya orang yang belum sempat tertangani saat menunggu antrean.

"Padahal, seharusnya sebagai bagian dari pemerintah, Mahfud harus merasa turut bertanggung jawab penanganan Covid-19 belum optimal," pungkas Ferdinand.

Sebelumnya Mahfud MD melalui akunnya di Twitter menuliskan bahwa penyakit Covid-19 bisa menjangkiti siapa pun. Termasuk orang kaya dan seseorang bergelar profesor.

Dia menyebut di Jawa Timur ada kisah mengharukan soal orang kaya yang meninggal dunia ketika mengantre penanganan Covid-19.

"Mengharukan. Ada seorang kaya raya di Jawa Timur meninggal ketika sedang menunggu antrean penanganan," tulisnya melalui akun @mohmahfudmd, Senin.

BACA JUGA: Coba, Tunjukkan 1 Saja Prestasi Ahok

Sementara itu, kata Mahfud, ada juga profesor yang meninggal dunia karena berkorban bagi anak muda saat keduanya sama-sama terjangkiti virus Corona.

Sang profesor itu berdasarkan unggahan Mahfud, memberikan kesempatan bagi anak muda memperoleh oksigen lantaran stok yang terbatas saat mereka menjadi pasien Covid-19.

"Sang profesor kemudian wafat," tulis pria asal Madura, Jawa Timur itu. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler