Menangis, Istri Bupati tak Mau Berangkat Haji Sendiri

Senin, 05 September 2016 – 05:59 WIB
Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian (tengah) dikawal ketat petugas ketika tiba di bandara SMB II Palembang untuk menuju ke Jakarta. Bupati Banyuasin ini ditangkap oleh KPK terkait dana bantuan dana hibah di Kabupaten Banyausin.(4/9). Foto: Kris Samiaji/Sumatera Ekspres/JPNN.com

jpnn.com - PALEMBANG - Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian ditangkap petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat usai menggelar acara walimatus safar atau pengajian untuk keberangkatannya ke tanah suci.

Dia ditangkap di rumah dinasnya, Komplek Perkantoran Pemkab Banyuasin, Jalan Lingkar, Sekojo, Pangkalan Balai Banyuasin, Sumatera Selatan, kemarin (4/9). 

BACA JUGA: Sutiyoso Diganti, Pejabat BIN Ini Pilih Berhenti

Bupati Yan Anton beserta istri akan melaksanakan ibadah haji ke tanah suci 6 - 22 September mendatang. Bupati sendiri dipastikan batal melaksanakan rukun Islam kelima itu. Begitu juga istrinya.

"Kalau ibu (Tita, red) mendampingi Pak Yan saat dibawa KPK," ujar kerabat dekat Yan tadi malam. 

BACA JUGA: Bupati Ditangkap Petugas Bersenjata, Disaksikan Para Tamu

Yan Anton sempat pamit dengan istrinya sambil membawa tas ransel. Yan minta  istrinya tetap berangkat haji sendirian. 

Saat Yan Anton pergi bersama tim KPK, istrinya Tita langsung menangis. "Ibu (Tita) memastikan batal berangkat haji," kata kerabat Yan tadi. 

BACA JUGA: Bupati Banyuasin Ditangkap KPK, Mendagri: Kasihan Pemilihnya di Pilkada

Sekarang ini, lanjutnya, pihak keluarga mengkhawatirkan kesehatan ayah kandung Yan Anton, yang juga mantan Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed. 

"Pak Amir belum tahu kalau anaknya sudah dibawa ke Jakarta. Keluarga belum kasih kabar karena khawatir kondisi kesehatan makin buruk. Pak Amir baru pulih dari sakit," tandasnya.

Pantauan di lapangan, rumah dinas Bupati Banyuasin hingga pukul 19.00  terlihat sepi. 

Hanya ada petugas satpol PP yang berjaga.  "Bapak sudah ke Palembang," kilah mereka. 

Yan Anton dan kawan-kawan, tiba di Mapolda Sumsel sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka langsung diperiksa di Ditreskimsus Polda Sumsel. Setidaknya, ada 6 mobil yang berjejer di halaman Ditreskrimsus.

Satu di antaranya mobil tim KPK. Yakni Kijang Innova warna hitam nopol  B 1344 NKE. Kemudian, 6 mobil lainnya, yaitu Innova abu-abu nopol BG 1862 KI. Lalu, Kijang warna hijau nopol BG 1350 ML, Honda Brio hitam BG 85 VB, Ford putih BG 9014 PP, Xenia silver BG 1654 CC. 

Lebih dari 3 jam Yan Anton diperiksa di gedung Ditreskrimsus Polda Sumsel. Barulah sekitar pukul 17.15 WIB,  langsung di bawa menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang untuk diterbangkan ke Jakarta. 

Saat menuju bandara, Yan Anton yang saat itu mengenakan kemeja kotak-kotak warna kombinasi garis hitam-merah-putih, diangkut dengan mobil bus coklat nopol 6009-15 milik Mapolda Sumsel. 

Juga dikawal 2 mobil Patwal Polresta Palembang, masing-masing nopol 4012-30 dan 4021-12.  Serta 11 angota Dalmas Shabara Polda Sumsel bersenjata lengkap. 

Nampak, Direktur Reskrimsus Polda Sumsel Kombes Pol Tomsi Tohir dan Kasubdit Tipikor AKBP Hari Barata, juga ikut dalam bus tersebut. Namun, tak ada sama sekali penjelasan dari Tomsi. 

“ Ini kewenangan KPK. Biar KPK yang mengungkapnya. Kami dari Polda hanya membantu back up saja,” kata Tomsi. 

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Djarod Padakova juga tidak berkomentar banyak.  Menurut Djarod, dari KPK memang minta bantuan Polda untuk kegiatan KPK di Banyuasin. 

“Kami sebatas back up pengamanan, maupun pengamanan tempat dalam menjalankan tugasnya. Tindakan lain diserahkan ke KPK," kata Djarod. 

Yan Anton sendiri tidak mau berbicara banyak. Sambil melempar senyum, dia hanya mengatakan kata “maaf ya” sebanyak 3 kali. Kemudian, langsung naik mobil dengan pengawalan ketat Dalmas Shabara. 

Selama pemeriksaan, nampak juga Sekretaris Daerah Pemkab Banyuasin Firmansyah. Namun, dirinya mengaku tidak diperiksa dan tidak dibawa ke Jakarta. “Saya mendampingi saja,” kata Firmansyah.   

“Ini musibah. Semoga permasalah ini cepat selesai. Saat ini, saya harus segera kembali ke Banyuasin agar roda pemerintahan sehari-hari tetap berjalan, ” katanya.

Firmansyah mengaku tidak mengetahui permasalahan apa yang menimpah  bupati. Termasuk berapa orang yang ditangkap, dia juga mengaku tidak tahu. “ Saya benar-benar tidak tahu,” tukas Firmansyah sambil berlalu. 

Sementara, di rumah pribadi Yan Anton Ferdian d Komplek Bukit Sejahtera (Poligon) blok BD, sekitar pukul 16.00 wib hingga mendekati Magrib, terlihat beberapa petugas Sat Pol-PP sedang berjaga. Di dalam pagar rumah, atau duduk di pinggir jalan.  Tiga mobil berada di luar, satu di dalam.

Dua petugas Pol-PP yang tengah berada di luar mengungkapkan, benar jika Bupati Banyuasin Yan Anton, pagi kemarin baru saja melakukan sedekah, jelang keberangkatan haji. 

“Tapi sedekahnya itu, dilakukan di Balai (Pangkalan Balai,red), bukan disini,” bebernya. (vis/win/tim/sam/jpnn) 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Disandera, Begini Reaksi Keras Siti Nurbaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler