jpnn.com - Talenta dan potensi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Klas IIA Manado terus dimaksimalkan. Khususnya yang menghuni Blok Perempuan. Apa saja yang mereka dapatkan?
Hidup bebas adalah dambaan semua orang. Namun, ada juga orang takut hidup bebas. Seperti yang dialami sebagian perempuan yang adalah WBP di Rutan Klas IIA Manado, di Kelurahan Malendeng Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara.
BACA JUGA: Prosesi Upacara Siraman Jenazah Kelas Raja, Putera Tokoh PDIP
Menangani itu, para perempuan WBP dibekali ketrampilan mumpuni. Agar saat bebas nanti dapat kembali membaur dengan masyarakat banyak.
Setelah ‘racikan’ bunga sabun yang tengah menjadi tren dan kebanggaan WBP di Malendeng, kini ketrampilan baru mulai dipopulerkan. Yaitu merangkai bunga dengan bahan akrilik.
BACA JUGA: Sepotong Kenangan di Pulau Lengkuas
‘Mainan’ baru yang dikenalkan Pdt Naomi Maloringan, yang adalah istri dari Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil KemenkumHAM Sulut Anhony Ayorbaba. Hal itu pun disambut gembira para WBP yang berjumlah 18 orang.
Bertempat di Aula Blok Wanita, sejak pagi hingga sore hari kemarin, WBP wanita begitu antusias mempraktekkan pembuatan bunga dari bahan akrilik itu.
BACA JUGA: GETIR! Perempuan Muda Menikah dengan Ayah Tiri
“Harapan saya, ketrampilan merangkai bunga acrylic akan memberikan kegunaan bagi WBP bila keluar (bebas, red) nanti,” ujar Akhmad Zaenal Fikri, Kepala Rutan Manado seperti dilansir Manado Post (Grup JPNN).
Pria asal Lombok itu menilai hasil dan karya nyata telah menjadi tugas dari pihak Rutan kepada semua WBP. Tidak terkecuali agar kelak terserap semua keahliannya untuk kegunaan bersama.
Sementara itu, Pdt Naomi Maloringan menjelaskan, ‘temuan’ merangkai bunga dengan bahan acrylic ini didapat saat berkunjung ke Rutan Tomohon.
“Setelah saya lihat, ternyata sangat baik untuk diterapkan di Rutan dan Lapas buat WBP Wanita,” tutur perempuan asal Tahuna yang lahir dan besar di Papua itu.
Rutan Manado, menurut Pdt Maloringan, adalah UPTD pertama yang mendapat kesempatan merangkai bunga akrilik ini.
“Setelah itu Rutan Amurang rencananya April nanti,” ungkapnya.
Naomi, sapaan akrabnya, gembira dengan besarnya antusias dari WBP Wanita di Rutan Manado. Karena mampu bertahan dari pagi hingga sore hari untuk mengikuti ketrampilan ini. Apalagi, banyak yang cekatan sehingga tidak perlu memberikan banyak pelatihan lagi.
Proses pembuatan dan bahan baku yang digunakan tidak sulit didapat. Karena akrilik tersedia di pasar segar dengan berbagai pilihan warna. “Memang tidak sulit karena mereka sudah terbiasa dengan merangkai bunga dari bahan baku sabun,” ujar Komandan Regu Blok Mawar Jilly Tamunu.
Diakui Lenny Wengen, salah satu WBP yang dalam kasus Tipikor, ketrampilan merangkai bunga dengan bahan akrilik ini memang terkesan lebih eksklusif. Jika dibandingkan dengan bunga sabun.
“Namun ini bagus, sehingga kami banyak alternatif dan pilihan untuk mengisi keseharian di Rutan,” ungkapnya gembira.
WBP lainnya, Susan Roring, juga tak menampik, kegiatan positif semakin memberikan nilai tambah bagi WBP yang ada.
“Bila bebas nanti, kami sudah banyak pilihan untuk berusaha. Semua ketrampilan kami dapatkan di sini,” ujar ibu dari satu putri, yang tinggal menunggu hari-hari pembebasannya.(manado pos/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sipir Cantik Berhijab, Diisengi Napi yang Minta Nomor Hp
Redaktur : Tim Redaksi