Menawan, Sido Muncul Bukukan Penjualan Rp 1,2 Triliun

Kamis, 04 Agustus 2016 – 09:45 WIB
Irwan Hidayat. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA -  PT Industi Jamu Sido Muncul (SIDO) tidak sekadar fokus mengembangkan pasar ekspor. Perusahaan juga mengincar distributor di luar negeri. Itu dilakukan menyusul permintaan untuk menjadi distributor menderas.

"Ya, memang ekspor bagus. Lalu, dari situ ada banyak permintaan untuk menjadi distributor," tutur Direktur Utama Sido Muncul Irwan Hidayat, belum lama ini.

BACA JUGA: 3 Masalah Pelik yang Dihadapi UMKM

Irwan menyebut dari sepuluh negara jajahan perusahaan, ada permintaan untuk menjadi distributor. Negara-negara itu seperti Hongkong, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Australia dan lainnya.

Namun Irwan tidak mau membeber negara mana berpotensi menjadi distributor. ”Ada sejumlah negara tertarik, tapi saya tidak bisa sebutin,” imbuhnya.

BACA JUGA: Investasi Migas Kembali Bergairah

Saat ini lanjut Irwan jumlah distributor perusahaan terdapat sekitar 115 unit. Tetapi, seluruh distributor itu tersebar di Indonesia.

Di sisi lain, tahun ini perusahaan mematok pertumbuhan laba bersih 30 persen atau menjadi Rp 568,5 miliar dari periode sama tahun sebelumnya di kisaran Rp 437,48 mliar.

BACA JUGA: Ekspor tak Menjanjikan, Petani Cengkih Maksimalkan Pasar Lokal

Pertumbuhan laba akan didorong lonjakan penjualan dengan prediksi akan mencapai Rp 2,53 triliun. Naik 15 persen dibanding edisi sama 2015 sejumlah Rp 2,22 triliun.

Nanti, peningkatan kinerja akan didorong penjualan produk baru. Produk-produk itu macam tolak linu mint dan kuku bima energi herbal.

Di mana, penjualan herbal dan supplemen masih akan menjadi penyumbang terbesar terhadap kinerja perseroan. ”Kami patok penjualan meningkat 15 persen. Laba optimistis bisa tumbuh menjulang 30 persen,” tegas Irwan.

Sepanjang semester pertama tahun ini, perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp 1,29 triliun, naik 13,7 persen dibanding edisi sama 2015 di kisaran Rp 1,14 triliun. Sementara, laba bersih terakumulasi sejumlah Rp 265 miliar alias tumbuh 7,7 persen dari Rp 246 milar. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI dan Mandiri Tambah Instrumen Penampung Dana Repatriasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler