jpnn.com - HELIKOPTER milik kepolisian Polda DKI Jakarta terus berputar-putar di langit Jakarta, sekitar perempatan Sarinah, Jalan Thamrin, Kamis (14/1), pascaledakan bom bunuh diri yang diperkirakan menewaskan tujuh orang dan melukai 17 orang lainnya.
Ratusan aparat berjaga-jaga, lengkap dengan senjata laras panjang dan kendaraan Barracuda milik Gegana maupun TNI. Sementara petugas dari Inafis melakukan olah tempat kejadian perkara. Terlihat kesibukan dan kepanikan masih membekas di wajah-wajah orang yang masih berkumpul mengikuti proses pengumpulan alat bukti yang dilakukan aparat.
BACA JUGA: Gabung Gafatar sejak Kuliah, Si Putra Sulung Menghilang Tanpa Kabar
Apalagi tatkala teriakan petugas memerintahkan semua orang tiarap, membuat kepanikan semakin mewarnai. Puluhan orang yang semula berkerumun tepat di depan Gedung Sarinah yang berhadapan dengan Gedung Bawaslu, sontak berhamburan berusaha menjauh, sembari membungkukkan badan. Membuat suasana semakin mencekam.
"Iya mas, tadi suasananya seperti di film-film action. Saya kebetulan berada di dekat situ," ujar salah seorang warga bernama Sunyoto sambil menunjuk sudut perempatan lampu merah, samping Gedung Sarinah di seberang Gedung Jakarta Theater.
BACA JUGA: Heboh Surat Terbuka Perempuan Muda soal Biduan Mesum
"Yang saya lihat ada empat orang, seram banget. Itu dia seperti melemparkan sesuatu ke arah pos polisi itu," ujarnya sembari menunjuk pos polisi yang terdapat persi di tengah jalan, berdampingan dengan halte Busway Sarinah.
"Saya lihat mereka lari ke arah Agus Salim," ujarnya kemudian.
BACA JUGA: Rakernas PDI Perjuangan, Perundingan Ala Partai Penguasa
Penjelasan pria yang mengenakan kemeja biru, celana bahan berwarna hitam ini, tidak persis sama dengan petugas Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Heri.
Menurutnya, petugas langsung meluncur ke TKP begitu mendapat laporan adanya bom meledak. Karena jarak yang tak begitu jauh, mereka dapat tiba di TKP hanya berselang kurang sepuluh menit setelah ledakan bom pertama yang diperkirakan terjadi Pukul 10.45 WIB.
"Bom pertama kali meledak di depan Gedung Starbucks. Kemudian terjadi aksi tembak menembak dengan petugas. Itu (yang di depan starbuck,red) bomnya diletakkan," ujarnya.
Tak berapa lama setelah bom pertama meledak, aksi tembak menembak terjadi. Petugas yang ada langsung membalas tembakan dari pelaku yang berkumpul di sekitar gedung Starbucks. Sementara seorang diduga pelaku lain mendekati pos polisi hingga kemudian meledakkan bom kedua sekitar Pukul 10.55 WIB.
Heri mengaku belum mengetahui persis apakah korban yang tewas di samping pos polisi merupakan pelaku yang sengaja meledakkan bom bunuh diri, atau korban. Namun dipastikan orang tersebut berpostur kewarganegaraan asing, berperawakan Timur Tengah.
"Informasi yang kami peroleh, itu mereka sempat bagi-bagi amunisi di sekitar Gedung Starbuck, diperkirakan tujuh orang. Ada senjata laras panjangnya," kata Heri.
Begitu melihat ada pelaku yang roboh terkena terjangan peluru petugas, aparat langsung menyerbu dan melakukan penyisiran ke dalam gedung Sky Line, yang terletak persis di samping Starbucks.
"Ada sekitar 67 orang dari dalam gedung kami mintai keterangan. Mereka kemungkinan karyawan. Kami mengantisipasi agar (pelaku,red) tidak naik ke atas gedung. Satu persatu kami foto," ujarnya.
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal yang ditemui di lokasi mengatakan, jumlah korban seluruhnya 24 orang.
"Tujuh meninggal dunia. Rincianya, lima pelaku sementara dua orang lainnya warga sipil. Dari kelima pelaku yang tewas itu dua akibat bom yang diperkirakan bom bunuh diri. Sementara tiga pelaku lain tewas setelah kami tembak," ujarnya.
Iqbal menambahkan, dari 17 korban luka-luka, lima di antaranya aparat kepolisian. Kemudian satu orang warga negara asing dan sebelas warga sipil.
"Ada WNA asing satu orang, ada WNA korban luka. Tapi belum bisa dipastikan apakah dari pelaku ada warga negara asing," ujar Iqbal.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Subianto; Istimewa, Kocak, dan Mesra Bersama PKS
Redaktur : Tim Redaksi