jpnn.com, MALANG - Lewat akun Facebooknya, Ustaz Felix Siauw mengunggah pesan yang mengharukan. Kalimat itu diposting sebagai ungkapan atas kejadian yang tidak mengenakkan kala hendak menceramah di Malang, Jawa Timur, Minggu (30/4).
Penceramah kelahiran Palembang, Sumatera Selatan pada 31 Januari 1984 silam itu mengaku tak akan menghentikan dakwanya meskipun dihalang-halangi. Tegas tulisan itu diberi judul “Dakwah Takkan Terhenti”.
BACA JUGA: Mendadak, Ceramah Ustaz Felix Siauw di 2 Tempat Dibubarkan
Seperti apa pesan yang disampaikan. Berikut tulisan lengkapnya:
BACA JUGA: Kota Malang Peringkat Tertinggi Nilai UNBK, Tapiâ¦
Dakwah Takkan Terhenti
Tiap-tiap manusia punya "sense of justice", dan itu tidak bisa dikelabui meskipun seberapa besar pencitraan yang digunakan. Sebab itu sudah tertanam dalam jiwa.
BACA JUGA: Siap Jika Dikalahkan Istri
Apalagi di masa-masa fitnah, saat tiap-tiap upaya memahamkan ummat akan agamanya dianggap sebagai makar, upaya untuk menggoyang negara, mengganggu kekuasaan.
Quis qustodiet ipsos custodes? Siapa yang mengawasi sang pengawas? Begitu peribahasa Latin untuk menggambarkan, bagaimana bila keadilan sudah hilang.
Bagaimana bila kekuasaan yang harusnya menerapkan keadilan lalu justru tidak adil, bagaimana bila pihak yang berwenang menegakkan keadilan justru yang timpang?
Maka ummat pastilah menyadari ketidakadilan itu, dan menuntut keadilan itu dikembalikan kepada mereka, dan ini adalah suatu hal yang sangat wajar sekali.
Kajian-kajian Islam takkan pernah berbahaya, sebab Islam tak akan pernah jadi bahaya bagi siapapun, malah Islam adalah agama yang menyelamatkan kita semua.
Dari Islam saya belajar mencintai kedua orang tua, belajar menghargai sesama, mencintai manusia, belajar sabar dan ikhlas pada tiap kejadian yang tak kita kehendaki.
Tapi Islam juga mengajarkan untuk menjaga harga diri agama, ketika kita menyaksikan Al-Qur'an yang kita cintai dilecehkan, maka kita juga tak rela dan berbicara.
Namun rezim saat ini menganggap tiap teriakan ditujukan pada mereka, alih-alih melihat secara jernih duduk masalahnya, tiap teriakan itu dibungkam atas nama hukum.
Lucunya, muncul pula ormas-ormas yang mendukung rezim dan juga penista agama, mengklaim kebenaran ada di tangannya, lalu memaksa yang lain agar mengikutinya.
Begitulah yang saya rasakan di Malang kemarin, pembicaraan tentang "Cinta Mulia" dianggap meresahkan, oleh desakan ormas tertentu polisi lalu membubarkan acara.
Alhamdulillah 'ala kulli haal, kebenaran takkan pernah padam, keadilan selalu menunjukkan dirinya dengan cara sendiri, dan Allah tidak tidur, Allah selalu punya rencana lebih baik.
Seandainya ini adalah bagian untuk menghadang dakwah, harusnya mereka belajar bahwa dakwah takkan pernah terhenti, sebab ia perintah Allah yang selalu ada.
Kita hanyalah pengemban-pengembannya yang hadir pada masa ujian, yang Allah mampu gantkan dengan mudah dengan generasi yang lebih hebat daripada kita.
Alhamdulillah, terima kasih tak terkira pada semua sahabat yang memberikan doa dan dukungan, insyaAllah semua ini karena kecintaan kita terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Sayapun berdoa semoga Allah meneguhkan hati kita dalam kebaikan, dan juga mendoakan agar semua yang menentang dakwah ini mampu berada di barisan kebaikan nantinya.
(JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bendot Kabur, Sembunyi, Menyusuri Sungai, Akhirnya...Dor!
Redaktur : Tim Redaksi