jpnn.com - JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menegaskan, Pancasila dan NKRI merupakan harga mati bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sayangnya setelah 71 tahun Indonesia merdeka, hal tersebut kembali diperdebatkan. Sehingga tidak heran jika kemudian muncul berbagai dialog yang membahas terkait kebhinekaan.
BACA JUGA: Pernyataan Tegas Kapolri soal Sweeping Atribut Natal
Antara lain seperti yang digelar Universitas Negeri Jakarta yang mengangkat thema "Merangkai Indonesia dalam Kebhinekaan", Senin (19/12).
"Yang namanya Pancasila, kebhinekaan, NKRI, adalah harga mati. Tapi kenapa sekarang diperdebatkan? Antara lain (karena,red) isu sandang. Kemudian isu papan, belum bisa dimiliki oleh seluruh rakyat," ujar Tjahjo di hadapan mahasiswa UNJ.
BACA JUGA: Pesawat TNI Jatuh Lagi, Ini Pesan Presiden Jokowi
Selain sandang dan papan, isu pangan menurut mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini juga patut dicermati. Pasalnya, mayoritas produk-produk kebutuhan masyarakat, masih diimpor dari negara lain.
"Jadi hampir 99 persen (kebutuhan masyarakat, red) mulai garam sampai jagung, masih dari negara lain," ucap Tjahjo.
BACA JUGA: Jakarta, Satu-satunya Kota Besar di Dunia yang Belum Punya MRT
Menghadapi kondisi yang ada, pemerintah kata mantan anggota DPR ini, terus berupaya melakukan berbagai upaya penanganan. Demi meminimalisir ketimpangan sosial, kemiskinan dan pengangguran yang membelenggu masyarakat.
"Pemerintah dengan nawacita, berusaha menjabarkan pembangunan yang tepat. Setidaknya permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik, mengurangi ketimpangan sosial, kemiskinan, dan pengangguran," pungkas Tjahjo.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi FPI Datangi Sejumlah Mal Dinilai Bentuk Nyata Intimidasi
Redaktur : Tim Redaksi