Mendiknas Ngaku Belajar Karakter dari Penulis Cilik

Kamis, 10 Juni 2010 – 13:17 WIB
JAKARTA- Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh tidak segan-segan mengakui bahwa dirinya belajar karakter dari seorang penulis cilikMenurut M Nuh, dirinya membaca beberapa buku dari penulis cilik tersebut dan menemukan berbagai kata yang dituliskan dengan sangat santun.

"Beberapa bukunya saya coba baca

BACA JUGA: Demi Block Grant, Daerah Berlomba Punya RSBI

Adik-adik itu ternyata sangat santun memilih kata dan peristilahan
Saya belajar dari para penulis cilik," kata M Nuh saat membuka Gebyar Pendidikan Karakter di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Kamis (10/6). 

Mendiknas berpendapat, memilih kata yang santun dalam menulis merupakan cerminan dari budaya yang tinggi

BACA JUGA: Dana Block Grant RSBI Rawan Dikorupsi

Biasanya, terang dia, cerminan budaya ini diawali dari cara menggunakan terminologi, peristilahan, atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan.

"Adik-adik telah menunjukkan kecerdasannya di dalam menggunakan peristilahan kata dan menunjukkan tentang keunggulan dari budaya," jelasnya.

Untuk diketahui, Gebyar Pendidikan Karakter yang digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional meliputi Kongres Penulis Cilik anak usia SD dari lingkungan Jawa Barat dan Jabodetabek serta Workshop Pendidikan Karakter
Acara ini diikuti 100 penulis cilik, 50 calon penulis cilik, serta 60 guru SD

BACA JUGA: RSBI Perlu Dipayungi Perda

Selain itu, dirangkai dengan Workshop Peningkatan Kreatifitas Anak yang diikuti oleh 39 guru TK dari 33 provinsi.

Usai membuka acara, Mendiknas juga menerima buku seri Kecil-Kecil Punya Karya berjudul Menari di PelangiBuku ini diserahkan langsung oleh penulisnya Ayunda Nisa Chaira, siswa kelas 1 SMPN 49 JakartaBuku seri lainnya berjudul Manusia Bunglon karya Muthia Fadhila Khairunnisa, siswa kelas 4 SD Islam At Taqwa, diserahkan secara langsung kepada istri Mendiknas, Ny Laily Rachmawati.

Ayunda adalah penulis kecil terproduktif di Penerbit MizanDia gemar menulis sejak kelas 2 SDBuku pertamanya berjudul Space Fun Park ditulis saat duduk di kelas 6 SD dan telah dicetak sebanyak 15.000 eksemplar"Menulis itu bukan hanya dari kenyataan, tetapi imajinasi sangat penting," tandas Mendiknas(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Mandiri Beri Beasiswa Rp 940 Juta untuk UI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler