BACA JUGA: Kemendiknas Perbanyak Sekolah Inklusi
Hal tersebut disampaikan Mendiknas saat membuka Rembug Nasional Pendidikan 2010 di Pusdiklat Pegawai Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Depok, Jawa Barat, Rabu (3/3).Lima pergeseran paradigma pendidikan, papar Mendiknas, pertama adalah (soal) hak belajar
BACA JUGA: Pembangunan Asrama di Mesir Siap Direalisasikan
"Masyarakat, warga bangsa, punya hak untuk menuntaskan sembilan tahun ituSelanjutnya, masih menurut M Nuh, paradigma kedua adalah kesetaraan dalam pendidikan
BACA JUGA: Ditjen Pendis Kemenag Siap Garap MBI
Dalam hal ini dijelaskannya, bahwa ada warga yang memerlukan layanan yang khususKelompok khusus tersebut katanya, dapat disebabkan oleh faktor kewilayahan seperti tinggal di daerah perbatasan dan terpencil, atau karena faktor fisik"Rumus umumnya, seseorang, kelompok yang berstatus khusus, maka layanannya pun harus khususJangan statusnya khusus tetapi layanannya umum," jelasnya.Mendiknas mengatakan, dalam hal ini pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mensyaratkan bangunan-bangunan agar dapat memfasilitasi warga masyarakat yang berkebutuhan khusus itu"Kita tekankan betul, siapa pun yang akan membangun bangunan sekolah, fasilitas kampus dan seterusnya, tolong tambahkan akses untuk saudara-saudara kita itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Mendiknas menyampaikan bahwa paradigma ketiga adalah pentingnya pendidikan yang komprehensif atau holistikPendidikan harus mampu mengeksplorasi seluruh potensi anak"Potensi-potensi yang berupa kekuatan batin, karakter, intelektual dan fisikSemuanya itu harus kita integrasikan menjadi sesuatu kekuatan dari sang anak itu," imbuhnya.
Mendiknas juga menekankan soal pentingnya pendidikan karakterMenurutnya, bobot atau persentase tentang pendidikan karakter perlu mendapatkan perhatian khusus, mulai dari jenjang pra-sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sampai ke perguruan tinggi.
Berikutnya, sebut Mendiknas lagi, paradigma keempat adalah soal fungsi sekolahTepatnya, sekolah-sekolah negeri ke depannya akan bergeser menjadi sekolah publikPergeseran ini menurutnya, akan membawa dampak yang luar biasaArtinya, tidak hanya siswa dari sekolah itu yang dapat memanfaatkan, tetapi pada sore hari dapat dimanfaatkan oleh anggota masyarakat dengan koridor yang terkendali.
"Janganlah sekolah negeri itu hanya dikungkung, (seperti) 'Ini milik saya' sajaSekolah negeri itu hakekatnya adalah sekolah publik, karena investasinya untuk publikTanggungjawab dan tugas kita adalah bagaimana mengekspansi agar sekolah-sekolah negeri bisa memberikan layanan seluas-luasnya," paparnya.
Adapun paradigma terakhir, kata Mendiknas lagi, adalah dalam hal dasar pemikiranDijelaskan, sekolah yang tadinya (dikembangkan) berdasarkan sisi pasokan (supply oriented), bergeser menjadi berdasarkan kebutuhan (demand oriented)"Kita harus memberikan layanan kebutuhan (untuk) siswa, pendidik, tenaga kependidikan dan orangtuaDari situlah nanti ujungnya kenapa sekarang bergeser orientasinya, yaitu ingin memberikan keterjaminan dalam layanan itu karena memang tugas kita adalah memberikan layanan," ungkapnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendiknas: Paradigma Gender Harus Digeser
Redaktur : Tim Redaksi