JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh menegaskan bahwa paradigma masyarakat tentang gender harus digeserMenurutnya, laki-laki dan perempuan adalah sama
BACA JUGA: Indonesia-Thailand Jalin Program Kemitraan SMK
Hal ini yang melatarbelakangi perlunya dilakukan pengarusutamaan gender."Paradigma itu, ideologi itu, harus bergeser
Dijelaskan, gender adalah konsep budaya yang diberikan pada seseorang karena ia terlahir dengan jenis kelamin tertentu
BACA JUGA: Kemendiknas Bangun Taman Bacaan di Mal
Sebagai akibat dari suatu proses kebudayaan, maka ada perbedaan perlakuan antara laki-laki dengan perempuan dalam peranan sehari-hari, yang kemudian menjadi stereotype tertentu di dalam masyarakat.Dengan pemahaman bahwa gender adalah konsep di dalam kebudayaan masyarakat, ditambah merupakan hasil dari pemikiran kebudayaan masyarakat, gender itu dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman.
Mendiknas mengungkapkan, fakta bias gender terjadi di berbagai sisi kehidupan masyarakat seperti di dunia akademik, jabatan, dan karir
"Ini faktanya memang demikian
BACA JUGA: Cegah Plagiat, Pengawasan Diperketat
Bisa jadi karena memang sejarah panjang bahwa perempuan secara ideologinya berada pada garis belakangOleh karena itu kenapa dilakukan pengarusutamaan (gender),” ungkapnya.Sementara itu, kata Mendiknas, di bidang pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kesetaraan gender sudah bagusHampir seluruh anak baik laki-laki maupun perempuan mengakses dunia pendidikanNamun, lanjut Mendiknas, pada jenjang pendidikan tinggi usia 18-23 tahun mulai berkurangMenurutnya, hal ini disebabkan pada usia tersebut mulai terjadi proses pernikahan.
"Ujung-ujungnya tidak sekolahBagaimana mau sekolah wong sudah hamil? Paradigma ini yang harus digeser,” imbuhnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mei 2010, Pendaftaran SNMPTN Online Dibuka
Redaktur : Tim Redaksi