jpnn.com, JAKARTA - Setiap unit vertikal Bea Cukai dalam mengawali tahun 2021 diberikan target penerimaan tahunan.
Hal ini sejalan dengan tugas dan fungsi Bea Cukai sebagai revenue collector.
BACA JUGA: Dorong Ekspor di Berbagai Daerah, Bea Cukai Dongkrak Penerimaan Negara
Mengakhiri Triwulan II-2021, sejumlah unit vertikal seperti Kanwil Bea Cukai Jateng DIY dan KPU Bea Cukai Batam melakukan evaluasi target penerimaan dengan tujuan mengoptimalkan penerimaan negara pada tahun ini.
Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng DIY, Padmoyo Tri Wikanto membuka Dialog Kinerja Organisasi (DKO), Kamis (10/6).
BACA JUGA: Bea Cukai Gencar Menyosialisasikan Fasilitas Kepabeanan
Dialog dihadiri seluruh jajaran di bawahnya secara daring untuk membahas langkah strategis mencapai target penerimaan di wilayah kerjanya.
Hingga 31 Mei 2021 Kanwil Bea Cukai Jateng DIY telah mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp 16,73 triliun dari target APBN 2021 Rp 44,84 triliun.
BACA JUGA: Bea Cukai Membimbing dan Mengedukasi Pengguna Jasa Lewat Asistensi
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data Agus Nugroho memaparkan bahwa penerimaan sampai dengan 31 Mei 2021 telah mencapai 37,3 persen target tahunan.
"Realisasi cukai rokok cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar 5,84 persen dan mencapai Rp 16 triliun. Di samping itu, peningkatan aktivitas perdagangan internasional juga berdampak positif terhadap bea masuk Rp 703,6 miliar atau sebesar 15,74 persen," jelasnya.
Bea Cukai Batam berhasil melampaui 126,96 persen target penerimaan pada Mei 2021. Total penerimaan mencapai Rp 361,69 miliar, didapatkan dari bea keluar, bea masuk, dan cukai.
“Dengan tercapainya target lebih awal, kami harus tetap mempertahankan kinerja untuk mendorong pemulihan perekonomian,” ujar Kepala Bidang Perbendaharaan dan Keberatan Bea Cukai Batam Akbar Harfianto.
Dia memaparkan rencana kerja Bea Cukai Batam untuk meningkatkan kinerja penerimaan antara lain dengan melakukan collecting data harmonized system komoditi setiap Perusahaan Jasa Titipan (PJT) untuk barang kiriman, dan setiap perusahaan pengekspor Crude Palm Oil (CPO), serta secondment/joint program untuk penerimaan CPO.
Selain itu, juga secara aktif melaksanakan customs visit customer pada pengusaha cukai. “Semoga rencana kinerja kami dapat meningkatkan penerimaan negara, untuk mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi,” pungkas Akbar. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy