jpnn.com - SURABAYA - Para pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) tampaknya menjadikan jembatan tol Surabaya-Madura (Suramadu) jalur favorit saat membawa kabur motor hasil curiannya keluar kota.
Terbukti di jalur ini, Satreskrim Polrestabes Surabaya kembali berhasil membekuk tiga orang pelaku spesialis curanmor.
BACA JUGA: Marwah Daud Masih Gigih Bela Dimas Kanjeng
Polisi terpaksa melumpuhkan ketiganya lantaran mencoba melawan saat hendak ditangkap. Bahkan, seorang di antara tiga pelaku terpaksa ditembak mati setelah timah panas menembus dadanya, karena hendak membacok polisi yang menyergapnya.
Tiga pelaku yang dilumpuhkan tersebut adalah Edi Sunaryo, 42, warga Labang, Bangkalan, Madura; dan Sugianto, 32, warga Tambakasri Gang 7, Krembangan, Surabaya.
BACA JUGA: Tragis, Susah Ditidurkan, Balita Dianiaya Penjaganya
Kemudian satu pelaku yang ditembak mati adalah Muh Khoirul Abdul Aziz, 33, warga Tunjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Madura.
Ketiganya berhasil dilumpuhkan dalam waktu yang hampir bersamaan di jembatan Suramadu, karena hendak membawa motor hasil curiannya tersebut ke Madura untuk dijual murah.
BACA JUGA: Tragis! Pensiunan TNI Habisi Nyawa Sang Istri
Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Mohammad Iqbal mengatakan bahwa ketiga tersangka ini terdiri dari dua jaringan. Edi Sunaryo biasa melakukan aksi bersama Sugianto.
Sedangkan M Khoirul Abdul Aziz memiliki jaringan sendiri. Meski demikian, ketiga pelaku ini sudah menjadi target operasi polisi sejak lama. Sebab, kedua komplotannya sudah sering melakukan aksi di Surabaya.
"Seperti saat sebelum kami tangkap, ketiga pelaku ini baru saja melakukan aksinya di tiga kawasan yang berbeda pada Kamis (22/12) pagi, yakni di Jalan Bibis Tama III, Jalan Kramat Kalijajar Tunggal, dan Jalan Bronggalan Sawah," ungkap Iqbal, Kamis (22/12).
Dia menjelaskan bahwa setelah mendapatkan motor hasil curian, ketiga pelaku lantas bergegas membawa kendaraan itu ke Madura melintasi jembatan Suramadu.
Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya yang mendapat informasi tersebut langsung merespons cepat dengan melakukan penghadangan di pintu masuk jembatan dari sisi Surabaya.
Setelah ditunggu beberapa saat, polisi akhirnya mengetahui dua pelaku yakni Edi Sunaryo dan Sugianto sedang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Edi mengendarai motor Honda Scoopy warna hitam, sedangkan Sugianto naik Vario putih. Mengetahui hal itu, petugas yang berjaga di lokasi langsung mencegat keduanya.
"Tapi bukannya berhenti, kedua pelaku ini malah menambah kecepatan motor dan berusaha menabrak anggota kami. Karena membahayakan, kami pun memberinya tindakan tegas dengan melumpuhkan kaki kedua pelaku dengan tembakan," lanjut Iqbal.
Setelah ditembak kedua kakinya, kedua pelaku ini langsung tersungkur hingga berhasil diamankan. Tapi beberapa saat setelah mengamankan kedua pelaku curanmor ini, polisi kembali mendapatkan informasi ada pelaku yang juga hendak mengirim motor ke Madura via Suramadu. Anggota pun kembali berjaga di Suramadu.
Setelah disanggong beberapa saat, benar, polisi mendapati seorang pelaku yang kemudian dikenal sebagai M Khoirul Abdul Aziz sesuai KTP-nya mendekati jembatan Suramadu dengan mengendarai motor curian Honda Vario warna putih.
Tindakan pencegatan pun segera dilakukan. Kali ini, Aziz memang menghentikan laju motornya. Tapi bukan untuk menyerahkan diri.
Melainkan, dia malah melawan polisi dengan mengeluarkan sebilah celurit.
“Pelaku hendak membacok dua anggota kami yang menghentikannya yakni Bripka Hendro dan Bripka Rianto. Kami pun memberikan tembakan peringatan, namun pelaku masih saja membabi buta menyerang hingga akhirnya kami terpaksa menembak mati pelaku," lanjut Iqbal.
Menurut kapolres, dari penangkapan ketiga pelaku itu, pihaknya berhasil mengamankan barang bukti berupa empat sepeda motor hasil curian, seperangkat kunci T, sebilah celurit, dan sembilan buah jimat yang diamankan dari tersangka Aziz.
Kemudian dalam menjalankan aksinya, ketiga pelaku ini merupakan spesialis curanmor di rumah-rumah. Waktu kerja mereka dipilih pada jam-jam dinihari, yang mana biasanya pemilik motor sedang tertidur pulas.
Setelah dirasa aman, mereka lantas masuk ke teras rumah dengan merusak kunci gembok pagar. Setelah berhasil masuk, mereka lantas merusak kunci kontak motor dan membawanya kabur.
"Setelah kami selidiki, ternyata satu pelaku, yakni Aziz adalah kompolotan spesialis pencurian mobil L 300 yang diketuai oleh Sadeng yang sebelumnya juga ditembak mati lantaran membacok salah satu anggota kami," tandas Iqbal.
Mantan Kapolres Gresik dan Sidoarjo ini juga menegaskan bahwa pihaknya tidak segan-segan menindak tegas pelaku, khususnya tindak pidana 3C (curas, curat dan curanmor) jika mencoba melawan saat hendak ditangkap. Sebab menurut dia, keberadaan pelaku 3C sudah banyak merugikan dan meresahkan masyarakat.
Bahkan di antara pelaku ini juga tidak segan melukai korbannya jika mencoba melawan. Untuk itu, ketegasan perlu diambil untuk mengurangi angka kasus curanmor yang masih marak di Surabaya.
"Apalagi menjelang natal dan tahun baru ini, kami akan terus maksimalkan anggota untuk melakukan tindakan preventif hingga represif untuk menekan angka curanmor," tegas perwira yang juga mantan kabid Humas Polda Metro Jaya ini.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menambahkan bahwa M Khoirul Aziz adalah salah satu kaki tangan M Soleh alias Sadeng yang sebelumnya melakukan aksi pencurian L 300.
Kelompok Sadeng terdiri dari M Soleh alias Sadeng sebagai ketua kelompok, dengan anggota masing-masing Abdul Aziz, Ismail, dan Mustofa.
“M Khoirul Abdul Aziz yang kami lumpuhkan ini merupakan keponakan dari Abdul Aziz. Setelah Sadeng meninggal, kelompok ini sedikit mengubah orientasi aksinya dari pencurian mobil L 300 menjadi pencurian motor,” terangnya.
Setelah menembak mati Sadeng dan Khoirul Abdul Aziz, Shinto menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap dua komplotan lain yakni Abdul Aziz, Ismail, dan Mustofa.
Mereka ini cukup berbahaya lantaran selalu menggunakan sajam saat beraksi. Tidak hanya itu, mereka juga selalu merekrut anggota baru untuk melakukan aksinya.
“Sehingga kami akan terus memburu jaringan Sadeng yang tersisa. Karena jika dibiarkan, mereka akan membuat kekuatan baru yang semakin meresahkan masyarakat," ungkap Shinto. (yua/jay/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat, PNS Masih Pakai Seragam Diciduk Polisi
Redaktur : Tim Redaksi