jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan digitalisasi pekerjaan berdampak positif bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas.
Sebab, saat ini penyandang disabilitas yang menggunakan internet memiliki prevalensi bekerja lebih tinggi daripada tidak menggunakan internet.
BACA JUGA: Menaker Ida Luncurkan Pembangunan BLK Komunitas Tahap I di 2021
Menaker Ida Fauziyah menilai masalah penggunaan internet masih menjadi kendala misalnya pengguna dan pasokan ketersediaan provider, khususnya di daerah.
Oleh sebab itu, dia menyarankan berbagai program pelatihan kepada penyandang disabilitas terus didorong agar mereka bisa menggunakan komputer dan internet.
BACA JUGA: Jelang Pemilu 2024, Gerindra Fokus Membahas Hak Politik Penyandang Disabilitas
"Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka merupakan suatu kebutuhan," ungkap Menaker Ida saat membuka Acara Opening Ceremony Program Thisable Summit 2021 secara virtual di Jakarta, Senin (20/12).
Namun, kata Menaker Ida, permasalahan tetap muncul jika tidak ada penyedia internet di daerah tersebut.
BACA JUGA: Pemkot Depok Tolong Perhatikan Pendidikan Penyandang Disabilitas
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia dan Bank Dunia pada 2011, setidaknya terdapat satu miliar penduduk di dunia yang hidup dengan satu atau beberapa bentuk disabilitas.
Di Indonesia sendiri pada 2020 terdapat 17,9 juta orang disabilitas.
Adapun rinciannya berjenis kelamin laki-laki berjumlah 8,13 juta orang. Sementara itu, berjenis perempuan sebanyak 9,82 juta orang.
Di sisi lain, data menunjukkan sebagian besar penyandang disabilitas bekerja berstatus sebagai pekerja informal.
Sekitar tiga perempat pekerja penyandang disabilitas memiliki pekerjaan informal dalam beberapa tahun terakhir.
Jumlah itu tentu lebih tinggi dari pekerja umum yang persentasenya sebesar 55,7 persen bekerja di sektor informal pada 2019.
Masih berdasarkan data, penyandang disabilitas yang tinggal di pedesaan justru memiliki peluang lebih besar untuk bekerja dibandingkan perkotaan.
Hal itu disebabkan oleh daerah pedesaan memiliki ketersediaan lapangan kerja di sektor tradisional dengan keterampilan rendah.
"Banyak penyandang disabilitas yang bekerja di sektor pertanian sebagai pekerja pertanian terampil," kata dia.
"Penyandang disabilitas memiliki lebih sedikit kesempatan untuk dipekerjakan," sambungnya.
Pemerintah melalui kemnaker, lanjut dia, melakukan beberapa upaya untuk menciptakan pasar kerja adaptif bagi penyandang disabilitas.
Di antaranya, yakni memperkuat akses informasi pasar kerja untuk penyandang disabilitas melalui Layanan Informasi Ketenagakerjaan Disabilitas dalam Karier Hub pada Sistem Informasi Ketenagakerjaan (SISNAKER).
Kemudian memperkuat jejaring informasi pasar kerja melalui integrasi informasi portal website penyedia lowongan penyandang disabilitas, online dengan Disnaker kabupaten/kota, dan layanan langsung.
"Kemnaker juga melakukan pemberdayaan tenaga kerja penyandang disabilitas melalui program kewirausahaan sebagai program perluasan kesempatan kerja," Pungkas Menaker Ida Fauziyah. (ddy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Butuh 32 Ribu Pekerja, Menaker Ida Fauziyah Belum Kabulkan, Begini Alasannya
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian