Menelusuri Terowongan Rahasia Penghubung Gaza dengan Mesir (2

Jual Paket Kambing Transfer Lubang Rp 1 Juta Per Ekor

Rabu, 21 Januari 2009 – 07:34 WIB

Banyaknya terowongan rahasia di Rafah bukan semata-mata alat perjuangan melawan Israel, tapi juga aset ekonomiSebab, dari sana para pemilik terowongan bisa mendapat penghasilan ekonomi dari transaksi jasa perdagangan.

KARDONO SETYORAKHMADI, Rafah


LELAH karena tidak menemukan satu pun anfaq (terowongan) seperti yang diceritakan penerjemah saya, Ibrahim, alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, siang itu saya kembali ke tanjakan Makbar Rafah (Gerbang Rafah)

BACA JUGA: Menelusuri Terowongan Rahasia Penghubung Gaza dengan Mesir (1)

Tempat itu dihuni para jurnalis dan pekerja kemanusiaan yang setengah putus asa menunggu izin masuk ke Jalur Gaza.

Di sana saya bertemu Dokter Sarbini Saut Murad, dokter asal Indonesia yang menjadi relawan di MER-C (Medical Emergency Rescue Committee)
Dokter ini Sabtu (18/1) lalu mendapat izin dan berangkat ke Jalur Gaza bersama tiga koleganya sesama dokter asal tanah air

BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (Tamat)



''Susah membuktikannya, karena semuanya tertutup di sini,'' kata Sarbini saat saya bertanya tentang anfaq
Tak lama kemudian datanglah serombongan remaja laki-laki ABG yang sering berkeliaran di kawasan perbatasan

BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (4)

Entah mengapa, seorang di antaranya menyapa sayaKarena saya tak bisa berbahasa Arab, Sarbini kemudian menerjemahkannya untuk saya

Rupanya, mereka menyapa karena mengira saya orang Palestina''Katanya, wajahmu mirip orang Palestina,'' kata Sarbini lantas terkekehSaya juga langsung terkekeh, karena baru kali ini saya yang Jawa tulen kelahiran Surabaya bisa disangka orang Palestina.

Saya lalu meminta Dokter Sarbini bertanya soal anfaq kepada para pemuda iniAwalnya mereka kaget ketika ditanya soal itu, meski kemudian agak sedikit terbukaHanya, kata Sarbini, mereka ingin berbicara dan membahas ini langsung dengan saya''Karena kamu tak bisa bahasa Arab, mereka justru jadi lebih percaya kepada kamu daripada saya,'' kata dokter berewokan tersebut.

Rupanya, tak bisa berbahasa Arab kadang justru menguntungkanPadahal, sebelumnya saya mendapat pengalaman memalukan karena tak bisa berbahasa Arab saat berada di Kairo, Rabu (14/1) malamSaat itu saya berada di Terminal Abbasiya, melihat jadwal keberangkatan angkutan Kairo-Rafah

Begitu masuk pintu penjagaan, seorang polisi bertanyaSaya jelaskan bahwa saya dari Indonesia dan tak bisa bahasa ArabSelanjutnya, dalam bahasa Inggris, laki-laki itu bertanya apakah saya muslimSaya mengangguk, dan kemudian menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara muslim terbesar di duniaAneh, dia mengernyit, lalu bertanya apakah orang Indonesia kalau salat pakai bahasa IndonesiaTentu tidak, kata saya.

"Lalu, kenapa kok saya tidak bisa bahasa Arab?" katanya lagiSaya jelaskan bahwa di Indonesia banyak orang bisa mengaji, tapi tak bisa berbahasa Arab.

Dia masih tak percaya dan saya disuruh melantunkan surat Al-FatihahMalam itu juga, di pos penjagaan terminal saya melantunkan Al-Fatihah''Do you believe me now (Kamu percaya sekarang)?'' tanya saya setelah selesai membacaPria itu menggeleng-gelengkan kepala, tapi sikapnya jauh lebih ramah

Kembali ke anak-anak ABG Rafah tadiMereka kemudian mengajak saya ke kedai tempat minum teh panasSaya lebih banyak pakai bahasa Tarzan, karena kemampuan berbahasa Arab saya sama dengan kemampuan mereka berbahasa InggrisMereka ingin tahu mengapa saya ingin mengetahui soal anfaqSaya jelaskan saya wartawan dan ingin tahu langsung soal terowongan

Saya pancing dengan pura-pura mengatakan kalau mereka sebenarnya juga tidak tahu soal terowonganPancingan saya berhasilMereka panas disebut tidak tahuSaya menantang, kalau memang ada terowongan, tolong potretkanSaya segera mengeluarkan kamera digital.

Salah satu di antaranya lantas pergiSekitar setengah jam kemudian, ABG bernama Mahmood itu kembali dan menyerahkan kameraSaya lihat dia memotret lima kaliSatu memotret mulut terowongan, dan empat jepretan lainnya memperlihatkan bagian dalam mulut terowonganSayangnya, potret itu juga menunjukkan terowongan yang telah tertutup

Salman -yang tampak dituakan oleh geng ABG itu- menjelaskan nyaris semua anfaq sudah ditutupAda yang diuruk dengan batu besarAda yang dibom bagian tengahnya supaya longsor dan tak bisa digunakan lagiSelain itu, ada terowongan yang sebelum ditutup, disemprot dengan bahan kimia yang menyengat sehingga para penerobos tak kuat menahan bau.

Saya kemudian meminta mereka menunjukkan terowongan yang masih terbukaMendengar permintaan itu, Salman sempat melototTapi, saya tetap mendesaknyaAkhirnya dia mengalah dan meminta saya kembali datang usai salat Magrib"Jangan ambil gambar," pintanyaSaya menyanggupi

Setelah magrib, saya datang bersama Rahmat, teman saya yang juga mahasiswa Universitas Al-AzharDia membantu saya untuk jadi penerjemahKami janji bertemu di Makbar RafahSampai di sana, Salman dan dua orang lainnya telah menunggu.

Kami kemudian berjalan ke arah utara sejauh sekitar 1,5 kilometerUdara gurun Sinai yang dingin menelusup ke jaketSambil berjalan, Salman bercerita mengenai bagaimana "modus" penyelundupan ituMenurut dia, terowongan tak hanya menghubungkan satu kebun (di Rafah Mesir) dengan kebun di seberang Rafah Gaza, tapi juga antara rumah dan rumahBesar mulut terowonan bervariasi

Yang paling besar adalah mulut terowongan yang ditemukan di dekat dengan gedung Imigrasi MesirDiameternya saja tiga meterSelain itu, terowongan tersebut paling bagus karena konstruksi mulut terowongannya sudah dipasang batako, sehingga terkesan semi permanenNamun, awal Januari lalu kedok terowongan tersebut terungkapDua kurir terowongan yang membawa dua karung bahan makanan tertangkap polisi Mesir saat masuk tengah malamBagian dalam terowongan kemudian dibom, sedangkan dua kurir itu hingga kini belum ada kabarnya.

Selain dimotivasi oleh keinginan membantu warga Gaza yang terisolasi blokade Israel, motif lain warga Rafah Mesir membuat terowongan adalah ekonomiUmumnya yang diselundupkan adalah bahan makananBarang-barang itu ditransaksikan per paketSatu pesanan paket karung makanan berisi roti dan macam-macam makanan lain seharga 200 pounds (sekitar Rp 400 ribu), misalnya, dibayar warga Rafah Palestina sekitar 500 pounds (sekitar Rp 1 juta)Sisa 300 pounds itulah yang menjadi keuntungan para kurir dan pemilik "rumah" (yang punya terowongan)

Karena tak bekerja sendirian, uang itu dibagi rataBiasanya bertigaSelain itu, bila ada permintaan khusus (berupa komoditas hidup seperti kambing atau sapi, harga menyesuaikan)Memang susah dibayangkan bagaimana kambing (bahkan sapi) bisa dibawa lewat lubang sempit ituYang jelas, untuk mendapatkan kambing, harga "paketnya" 500 pounds (Rp 1 juta)Sedangkan untuk sapi bisa sepuluh kali lipatnya.

"Saya pernah menjadi salah satu kurir," kata SalmanMalam makin larutKami lalu mempercepat langkah menuju terowongan yang disebut remaja berhidung mancung itu(bersambung)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (3)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler