Menelusuri Terowongan Rahasia Penghubung Gaza dengan Mesir (3-Habis)

Satu Jam Jadi Kurir dengan Modal Senter dan Tali

Kamis, 22 Januari 2009 – 07:09 WIB

Tugas seorang kurir yang membawa makanan dan sembako dari Rafah Mesir ke wilayah Gaza, Palestina, yang sedang diblokade Israel sangat berisikoUntuk bayaran yang sedikit itu, mereka rela mempertaruhkan nyawa

BACA JUGA: Menelusuri Terowongan Rahasia Penghubung Gaza dengan Mesir (2

Seperti apa rasanya jadi kurir itu?

KARDONO SETYORAKHMADI, Rafah

RAFAH yang ada di bagian wilayah Mesir hanyalah sebuah kota kecil
Kira-kira sebesar Krian, sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Jatim

BACA JUGA: Menelusuri Terowongan Rahasia Penghubung Gaza dengan Mesir (1)

Kota itu nyaris tanpa dinamika
Tidak ada hotel maupun sambungan internet

BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (Tamat)

Hanya ada toko-toko dan warung-warung kecilYang mencolok justru kehadiran militerMaklum, di wilayah perbatasan itu sering terjadi konflik antara pejuang Hamas dan Israel.

Karena kondisi itulah, para wartawan lebih senang menetap di El Arish, ibu kota Provinsi Sinai Utara yang terletak sekitar 40 kilometer dari RafahFasilitas di El Arish lumayan lengkapAda empat hotel dan sekitar sepuluh warnet.

Makbar Rafah sendiri -perbatasan Mesir-Palestina yang dipagari tembok beton atau pagar besi serta jalan patroli tentara- terletak di sisi timur luar Kota RafahAreal itu terletak di tengah perkebunan dan gurunDi sisi kiri dan kanan hanya ada satu-dua rumah pendudukJadi, sehari-hari memang sepiSeperti malam itu, kami berlima saat menuju terowongan rahasia dengan menyusuri Makbar Rafah ke arah utara, hanya mendengar sepatu kami yang menyaruk tanah gurun yang kering.

Salman yang pernah menjadi kurir terowongan mengakui, saat yang paling pas untuk pergi ke anfaq (terowongan) adalah setelah salat Magrib''Tidak banyak penjaga (yang berpatroli di Makbar Rafa)Kalau terlalu malam (dia menyebut di atas pukul 20.00) malah banyak intel berkeliaranSaya tak mau menanggung risiko,'' katanya

Saat berangkat sebetulnya kami sudah menyiapkan lampu senter dan tali tambangNamun, saat melewati jalan setapak yang gelap itu Salman tak pernah menyalakan senterMeski demikian, karena sudah menguasai medan, Salman yang membimbing kami di depan selalu melangkah dengan yakin''(Kalau dinyalakan) Mengundang perhatian,'' kata pemuda berusia 22 tahun itu.

Kami terus berjalan menuju ke utara sampai kemudian kaki kami menginjak sebuah jalan aspal''Sudah semakin dekat tembokItu Rafah Palestina,'' katanya seraya menunjuk deretan bangunan yang terletak sekitar 1 kilometer dari tempat kami berdiri

Dari jalan aspal, kami kemudian melompat lagi dan berjalan melalui perkebunanMenurut dia, di areal perkebunan itu ada enam terowongan''Semuanya sebetulnya ditemukan polisi dan diledakkanNamun, yang satu lubang berhasil kami gali lagiLongsorannya tak terlalu parah,'' tuturnya

Akhirnya kami sampai di terowongan yang dimaksud SalmanLetaknya tepat di tengah perkebunanCukup jauh dari jalan setapak yang kami lewati tadiDiapit semak-semak dan pohon tin, mulut terowongan itu ditutupi rerumputanSekilas sulit menyangka ada mulut terowongan di sanaDiameternya pun kecilSekitar satu meter lebih sedikitTapi, cukup untuk satu orang masuk.

Salman meyakinkan lubang ini cukup amanSebab, polisi Mesir tak mengira bahwa lubang yang sudah rusak ternyata bisa digali dan dipakai lagi''Hanya tetap harus hati-hati,'' kata Salman yang setiap bulan bisa mendapat 1.000 pounds (sekitar Rp 2 juta) saat masih aktif jadi kurir terowongan.

Untuk masuk, kami menggunakan tali tambang yang kami bawa tadiDengan cekatan Salman mengikatkan tali itu ke pohon tin dekat lubangKami turun seperti pendaki gunungTak terlalu dalam, sekitar dua meterKami lantas menuruni bagian dalam anfaq itu yang terus menurunSenter yang kami bawa baru dinyalakan setelah di dalam terowongan''Bahaya menyalakan senter malam-malam di areal perkebunanBisa ditangkap polisi,'' kata Salman

Meski mulut anfaq itu kecil, dalamnya ternyata lapangTerowongan itu selebar satu meter dan tinggi sekitar dua meterSaya baru paham mengapa kurir bisa menyelundupkan kambing (bahkan sapi) ke wilayah Gaza, PalestinaKarena cahaya hanya berasal dari senter, tetap saja terowongan berdinding tanah itu terasa gelap

Sesaat perasaan claustrophobia (rasa takut saat berada di dalam ruang yang sesak) menghinggapiKami terus berjalan dan Salman terus meminta kami tak berisikBeberapa terowongan seperti yang kami lewati itu saat masih aktif dulu ada yang dipasangi kawat listrik dengan penerangan lampu, sehingga kurir tak perlu repot pakai senter.

Saat menyusuri terowongan -total sekitar satu jam hingga kami kembali ke lubang tempat kami masuk- saya memang tegangSebab, dari kejauhan saya masih mendengar ada bom yang dijatuhkan oleh serangan udara IsraelBagaimana bila ada bom di dekat kami yang membuat terowongan longsor, sementara kami masih ada di dalam

Risiko bagi seorang kurir terowongan cukup tinggiPada 24 September tahun lalu lima kurir yang membawa BBM tewasItu setelah terowongan yang mereka lewati meledakTidak jelas apakah karena BBM yang mereka bawa sendiri meledak atau ada operasi oleh tentara Mesir untuk meledakkan terowongan ilegal ituYang jelas, selama 2008 saja sedikitnya 45 "manusia terowongan" tewas saat menjalankan tugasnya

Tahu saya tegang selama berjalan di terowongan itu, Salman -yang saat itu ditemani dua kawannya- sempat menenangkan saya''Insya Allah, tidak akan ada apa-apa,'' katanyaSelama perjalanan itu, Rahmat, mahasiswa Indonesia yang kuliah Universitas Al Azhar, Kairo, menjadi penerjemah saya

Rupanya, mulut terowongan yang berada di Palestina itu bercabang tigaSalman mengatakan bahwa cabang yang di sebelah kiri menuju ke rumah salah seorang penduduk, yang tengah menuju kebun (tapi harus berjalan agak jauh lagi sekitar 500 meter), dan yang ke kanan adalah pintu keluar yang terdekatKami memilih yang kanan dan sampai di mulut terowongan di Rafah, Palestina.

Sampai di sana kami tak bisa keluar karena mulut terowongan berbentuk sumur (vertikal) setinggi 2 meterPersis mulut terowongan saat kami masukBedanya, kami menggunakan tali saat masuk, dan kali ini tidak ada orang Palestina yang mengulurkan tali untuk membuat kami naik

Salman menambahkan, jarang ada kurir Mesir yang naik ke perbatasan ituBiasanya, ada orang Palestina menunggu, melemparkan uang, dan mengulurkan tali untuk mengikat karung makanan tersebut''Karena memang terowongan ini tidak untuk menyelundupkan orang, tetapi hanya makanan,'' tandasnya.

Bagaimana dengan senjata? Salman menggelengSepanjang menjadi kurir, dia mengaku tak pernah menyelundupkan senjata''Tapi, beberapa teman saya pernah,'' katanya

Sepengetahuannya, senjata yang diselundupkan tak pernah banyakBiasanya hanya senjata kecil sejenis pistol atau senapan serbu AK-47 KalashnikovNamun, Salman mengaku tak tahu banyak tentang hal itu.

Setelah beristirahat sejenak di perhentian terakhir, kami memutuskan balik ke tempat kami masuk sebelumnyaSaat menyusuri lorong itu, senter yang kami bawa cahayanya sudah tak seterang seperti saat berangkatHati terasa lega saat sampai ke lubang di kawasan perkebunan di Rafah, MesirTali tambang yang terikat di pohon tin juga masih utuh, sehingga kami bisa melompat ke atasUntung, tak ada yang iseng dengan memotong atau menarik tali itu(el)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (4)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler