jpnn.com - JAKARTA - Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD), Muhammad Nazaruddin mengaku kerap mendapat intimidasi selama dibui di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Intimidasi dialami terpidana kasus suap Wisma Atlet itu karena ingin mengungkap sejumlah kasus korupsi.
Untuk itu, Nazaruddin ingin didampingi Yusril Ihza Mahendra. "Saya memang perlu ada pendampingan dari Prof. Yusril supaya saya ada kekuatan untuk mengungkap ini semuanya," kata Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1).
BACA JUGA: Pinjam Duit Rp 1 M ke Hambit Dianggap Wajar
Bos Permai Group itu mengaku sudah menyampaikan niatan itu kepada Yusril melalui sebuah surat yang dikirimkan sekitar dua minggu lalu. Yusril sempat menanggapi surat dari Nazar.
"Beliau (Yusril, red) menjawab, kalau niatannya untuk mendampingi saya dalam kasus korupsi yang saya hadapi beliau tidak bersedia. Tetapi kalau untuk niatan saya berkata jujur dan mengungkap kasus-kasus besar, beliau akan pertimbangkan untuk membantu KPK dan memberantas korupsi dan niatannya untuk memperbaiki sistem di negeri ini," ujar Nazar.
BACA JUGA: Lama Bungkam, Ibu Negara Akhirnya Bicara Soal Wikileaks
Karenanya, Nazar masih menunggu kesediaan Yusril. "Saya sedang menunggu jawaban beliau, mudah-mudahan jika beliau punya niatan pemberantsan korupsi, mudah-mudahan beliau bersedia, sehingga ada perlindungan bagi saya dan istri serta anak-anak saya," pungkasnya.(gil/jpnn)
BACA JUGA: Kritik SDA, Kader Dorong PPP Usung Capres
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jero Pasrah Mantan Sekjen ESDM Tersangka Korupsi
Redaktur : Tim Redaksi