jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Partai Amanat Nasional (PAN) Lampung mendadak bergejolak jelang pilkada seretak 2018 mendatang.
Pergantian ketua secara mengejutkan berlangsung lewat agenda musyawarah wilayah luar biasa (muswillub) di Swiss-Belhotel, Bandarlampung, Minggu (17/9).
BACA JUGA: Hmm... Dukungan PAN ke Arinal Ternyata Belum Mengikat
Dalam muswillub itu, Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan menggantikan Ketua DPW PAN Lampung Bachtiar Basri.
Sebelum muswillub, internal DPW PAN Lampung juga terguncang dengan keluarnya surat tim Pilkada DPP PAN yang menyetujui dan merekomendasikan Arinal Djunaidi sebagai calon gubernur (cagub).
BACA JUGA: Politikus PAN Ini Tolak Dampingi Arinal di Pilgub Lampung
Keputusan untuk merekomendasikan Arinal ini juga diduga tidak sesuai mekanisme di PAN. Terlebih, Bachtiar sudah menyatakan tetap mendukung M. Ridho Ficardo sebagai cagub.
Muswillub yang terkesan mendadak ini juga tidak dihadiri Bachtiar. Dugaan muswillub merupakan agenda ’’sapu bersih” kubu Bachtiar di internal PAN tak pelak muncul.
BACA JUGA: Sah, PAN Dukung Arinal Djunaidi di Pilgub Lampung
Hal itu diperkuat dengan dihapusnya jabatan ketua harian yang kini diamanahkan kepada Saad Sobari. Sama dengan Bachtiar, Saad juga tidak hadir dalam muswillub.
Sementara, Bachtiar belum berkenan memberi pernyataan pers. Melalui ajudannya, wakil gubernur Lampung ini mengatakan belum mau berkomentar.
’’Beliau belum mau ngasih komentar dulu untuk saat ini. Coba dikoordinasikan dengan Pak Saad ya untuk sementara,” kata Hafid, ajudan Bachtiar, kepada koran ini. Ketika kembali didesak, Bachtiar tetap enggan berkomentar.
’’Mohon maaf sekali ini. Pesan beliau belum mau berkomentar dulu terkait berita itu. Mohon pengertiannya,” ujar dia.
Saad juga senada. Melalui akun Facebook-nya, Saad mengatakan bahwa PAN Lampung berduka. ’’Setelah tiga hari masa takziah, saya akan buka suara. Tunggu pernyataan resmi saya hari Rabu, 20 September, pukul 14.00 WIB. Robbanaadzolamna anfusana wainlamtaghfirlana watarhamna lanakuunanna minalkhasyiriin. Aamiin. Yaa Rabbal alamiin,” tulis Saad.
Kepada Radar Lampung usai muswillub, Zainudin Hasan mengemukakan dasar penyelenggaraannya. Yaitu karena perintah DPP PAN. PAN, lanjutnya, memiliki waktu terbatas. Paling lambat 6 Oktober 2017 untuk memverifikasi administrasi parpol peserta Pemilu 2019.
Selain Lampung, daerah lain yang menggelar muswillub di antaranya Gorontalo dan Sumatera Utara.
’’Jadi kalau misalnya tidak dimuswillubkan, maka PAN tak memenuhi syarat sebagai peserta pemilu. Maka ini seluruh DPD sampai kecamatan menghadiri muswillub. Karena memang siap, DPD semua siap, maka digelarlah,” kata Zainudin melalui telepon genggamnya.
Adik kandung ketua MPR RI ini menjelaskan, muswillub memang cepat karena memang waktunya pendek. Dalam peraturan partai, dasar pengruus definitif harus jelas. Bukan hanya ditunjuk DPP PAN seperti Bachtiar ketika menjadi ketua DPW PAN Lampung.
Dalam muswillub kemarin, peserta memilih formatur terlebih dahulu. Dengan adanya kekosongan, ketua yang hanya di-SK-kan DPP tidak berlaku. ’’Siapa pun berhak maju, dan formatur memilih saya. Dari dulu saya nggak mau jadi ketua DPW. Tetapi karena ini permintaan arus bawah, nggak enak juga saya tolak-tolak terus. Maka saya siap menjadi ketua DPW PAN di Lampung,” kata dia.
Untuk tugas pertamanya sebagai ketua definitif, Zainudin akan melakukan pengaderan serta mencari kantor yang lebih representatif dalam rangka menghadapi verifikasi parpol menjelang Pemilu 2019. ’’Sebelum tanggal 6 Oktober itu sudah selesai. Kata Yandri (Ketua DPP PAN Yandri Susanto, Red) harus dikejar. Kalau lewat bahaya. PAN tidak bisa ikut pemilu,” ujarnya.
Dia juga tak mempersoalkan ketidakhadiran Bachtiar di arena muswilub kemarin. ’’Nggak ada masalah kalau nggak datang. Dia kan nggak memenuhi unsur ketua defitinif karena dulu hanya penunjukan. Padahal, ketua harus lewat muswil atau muswillub. Pak Bachtiar kalau mau maju lagi sebagai ketua, bisa maju kalau datang ke muswillub. Tetapi mungkin dia sibuk atau lain hal,” bebernya.
Meski begitu, Zainudin menawarkan Bachtiar menjadi ketua MPP menggantikan Irfan Nuranda Djafar. ’’Jadi kami bukan mengeluarkan kader ya. Tetapi membenahi aturan partai yang memang diharuskan KPU. Kemudian nanti, beliau juga bisa menjadi pengurus di DPP. Kan banyak jabatan yang kosong,” ujarnya.
Sementara, tim formatur akan menyusun kepengurusan selama sepekan mendatang. ’’Nggak bisa lama-lama, nanti ketinggalan verifikasi, percuma dong muswillub. Kalau ada teman-teman yang nggak bergabung, lain persoalan. Kami akan mengakomodasi calon yang akan besarkan partai. Sedangkan jabatan ketua harian itu nggak ada. Ada beberapa kesalahan dan diperbaiki melalui muswillub,” kata dia.
Sementara, Zainudin terpilih secara aklamasi. Tidak ada hambatan. Yang memberikan suara kemarin adalah unsur DPD, DPC, dan DPP. Dari unsur DPW ada sekretaris dan ketua MPP. ’’Yang nggak hadir, nggak apa-apa. Orang kan harus jiwa besar, jangan memaksakan,” pungkasnya. (dna/c1/wdi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Hanya Kuantitas, PAN Juga Utamakan Caleg Berkualitas
Redaktur & Reporter : Budi