jpnn.com, JAKARTA - Diabetes menjadi penyakit serius di tingkat global, sementara Indonesia menjadi negara dengan peringkat ke tujuh dari 10 besar penderita diabetes di dunia berdasarkan riset Internasional Diabetes Federation pada 2019.
PT Biotek Farmasi Indonesia meluncurkan Dialance sebagai salah satu obat diabetes yang berbeda dengan penurun gula darah pada umumnya.
BACA JUGA: Ini Komoditas Pangan Pengganti Beras, Cocok untuk Penderita Diabetes
Public Health PT Biotek Farmasi Indonesia Elfrida Marlinawati mengungkapkan Dialance memiliki cara kerja yang berbeda, karena mayoritas obat diabetes hanya bekerja di pankreas.
“Fokus dari Dialance bukan hanya sekedar menurunkan gula darah, tetapi punya tujuan untuk akar masalahnya yaitu dengan memperbaiki organ yang bekerja,” kata Elfrida dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (8/12).
BACA JUGA: 4 Camilan Sehat dan Bergizi Sahabat Terbaik Penderita Diabetes
Lebih spesifik, lanjut Elfrida, Dialance bekerja membantu mengatur kadar gula darah dengan titik tangkap pada Liver (hepar) sehingga mampu menurunkan gluconeogenesis (pembentukan gula darah baru), mempercepat glikolisis (glukosa menjadi glikogen otot), serta menghambat reabsorbsi (penyerapan) glukosa.
“Dialance merupakan produk yang dapat meregulasi gula darah, meregulasi EGF dan IGF-1 (marker cancer) sehingga menurunkan risiko kanker, serta memiliki efek antioksidan dan anti inflamasi,” jelasnya.
BACA JUGA: 5 Makanan Sehat Ini Bantu Kontrol Gula Darah Anak yang Menderita Diabetes
Pengalaman baik dirasakan oleh Siswono Yudo Husodo eks Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Menteri Transmigrasi dan Tenaga Kerja era presiden Soeharto.
Berlokasi di hotel Pullman Jakarta, pada kegiatan acara charity yang bertajuk 50 tahun berkarya Hetty Koes Endang, pada 3 Desember 2022 yang lalu Siswono turut serta melakukan tes gula darah yang digelar oleh Biotek Farmasi Indonesia.
Metodenya sederhana, Siswono hanya melakukan tes Gula Darah Sewaktu (GDS) lalu meminum satu butir obat Dialance dari Biotek Farmasi Indonesia dan menunggu 90 hingga 120 menit untuk melakukan tes kedua.
Hasilnya mengejutkan, pada tes kedua menunjukan penurunan signifikan gula darah dari 167 menjadi 145.
“Praktis sekali, tidak ada efek sampingnya, tidak ada reaksi apa-apa, Saya kira baik sekali ya,” kata Siswono. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul