Mengenal Konflik Israel-Palestina, Biang Kegaduhan Dunia

Selasa, 12 Desember 2017 – 07:42 WIB
Foto Ilustrasi: AP

jpnn.com - Rasanya hampir tidak ada manusia di bumi ini yang tak tahu kalau Israel dan Palestina bermusuhan. Hampir setiap tahun dunia dibikin gaduh oleh urusan dua bangsa itu.

Meski begitu, saking rumit dan banyaknya kepentingan yang terlibat, sulit untuk melihat konflik tersebut secara jernih. Yang jelas, sudah sangat banyak orang menderita karenanya.

BACA JUGA: Timur Tengah Membara, Kekerasan di Mana-Mana

Berikut ini beberapa fakta mendasar terkait konflik yang sudah berlangsung selama 70 tahun tersebut:

 

BACA JUGA: Kecaman Kosong Saudi untuk Donald Trump

Sejak kapan konflik Israel dan Palestina berlangsung?

Isu wilayah di kawasan yang lantas dikenal sebagai Israel dan Palestina itu sudah ada sejak lama. Tapi, konflik yang berlangsung sampai sekarang tersebut muncul sejak perang sipil Palestina pada 1947–1948. Tepatnya setelah PBB menerbitkan resolusi 29 November 1947.

BACA JUGA: Janji Kampanye Trump yang Membakar Timur Tengah

Dalam resolusi tersebut tertulis bahwa wilayah yang direbut Inggris dari Ottoman Turki itu bakal dibagi dua. Setelah mandat Inggris di kawasan tersebut berakhir pada 14 Mei 1948, Israel lantas mendeklarasikan kemerdekaannya. Palestina yang didukung negara-negara Arab berang dan lahirlah Perang Arab-Israel pada 1948.

Konflik itu kian berkobar pasca Pertempuran Enam Hari pada 1967. Sebab, Israel melanggar ketentuan PBB soal pembagian wilayah. Sampai sekarang, Israel terus mencaplok wilayah Palestina lewat metode pemekaran wilayah permukiman Yahudi di Jerusalem Timur.

 

Mengapa konflik tersebut tidak kunjung selesai?

Ada terlalu banyak kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. Salah satunya adalah kepentingan AS. Pada era Perang Dingin, AS menjadikan Israel sebagai benteng pertahanan untuk mengerem penyebaran ideologi komunis Uni Soviet (sekarang Rusia) di Timur Tengah.

Bangsa Eropa pun tidak bisa mengabaikan Israel karena para leluhur mereka pernah menjadikan wilayah Israel (sebelum mendeklarasikan diri sebagai negara) sebagai jujukan saat menghindari pembantaian Nazi pada masa holocaust.

Israel yang merasa punya banyak dukungan juga sering dengan seenaknya melanggar resolusi PBB dan tidak memedulikan sanksi yang dijatuhkan.

 

Apa saja upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik?

Kesepakatan Oslo 1993 yang berisi pembagian wilayah dan menjadi dasar lahirnya Otoritas Palestina gagal membendung kerakusan Israel. Meski pembagian wilayah sudah jelas, Israel tetap menduduki wilayah Palestina.

Road map, rancangan perdamaian Israel dan Palestina, digagas Presiden George W. Bush pada 2001 dan berlanjut sampai era Presiden Barack Obama. Namun, upaya penyelesaian konflik lewat jalur perundingan itu jalan di tempat dan tidak ada kelanjutannya sejak 2014.

 

Apa yang terjadi jika tidak tercapai kesepakatan damai?

Bisa jadi akan lahir tiga negara di kawasan tersebut. Yakni, Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Sebab, Palestina masih terbelah antara Hamas dan Fatah yang masing-masing berkuasa di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Kemungkinan kedua, Palestina tidak akan menjadi negara dan warganya menjadi penduduk kelas dua di Israel.

Alternatif ketiga, jumlah penduduk Arab di Palestina kian bertambah dan menjadi jauh lebih banyak ketimbang Yahudi di Israel. Dengan begitu, identitas Israel sebagai negara Yahudi lama-lama akan hilang dan digantikan dengan masyarakat Arab. Dengan atau tanpa kelahiran Palestina, penduduk Arab akan mendominasi Israel. (vox/nyt/hep/c10/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Saudi Akhiri Ketenangan di Ibu Kota Yaman


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler