Mengerikan! Segera Hentikan Aksi Skip Challenge

Minggu, 12 Maret 2017 – 05:56 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy membeberkan bahayanya aksi Skip Challenge oleh pelajar.

Dia meminta tantangan berbahaya seperti yang beredar di media massa itu itu segera dihentikan.

BACA JUGA: Mendikbud Larang Siswa Lakukan Skip Challenge

”Permainan Skip Challenge sangat berbahaya bagi siswa, dan ini harus diberikan larangan keras,” ujarnya.

Dia menyampaikan, permainan tersebut sangat membahayakan siswa, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

BACA JUGA: Mendikbud Minta BPI Perbanyak Produksi Film Anak-anak

Dalam jangka pendek, siswa bisa pingsan. Sementara dalam jangka panjang, siswa bisa terancam mengalami kerusakan otak.

“Apa yang dilakukan sewaktu muda, akan memberikan dampak saat sudah tua. Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa,” jelasnya.

BACA JUGA: Pemda Diminta Memprioritaskan Pendidikan Vokasi

Karenanya, Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengimbau agar guru dan kepala sekolah memberikan perhatian khusus terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah.

Baik saat jam istirahat maupun jam pulang sekolah. Sehingga, tantangan-tantangan yang membahayakan ini bisa dicegah.

”Lakukan aktivitas yang positif dalam mengekspresikan diri. Aktivitas yang membahayakan harus segera diberhentikan,” tuturnya.

Muhadjir pun turut mengajak orang tua dapat lebih aktif berkomunikasi dan memantau aktivitas anak-anaknya.

Bukan hanya melimpahkan seluruhnya pada pihak sekolah.

”peran orang tua untuk memberikan pemahaman tentang risiko aktivitas berbahaya seperti skip challenge sangatlah penting,” ujarnya.

Pemerhati Anak Seto Mulyadi menganggap viralnya skip challenge ini sebagai salah satu bentuk kegagalan orang tua dan guru dalam membangun komunikasi dengan anak.

Pasalnya, bila komunikasi bisa terjalin dengan baik dan dua arah, maka orang tua dan guru bisa segera menghentikan rantai aksi berbahaya tersebut.

”Orang tua misalnya, harus update juga soal apa yang terjadi di sekitar anak. Sehingga, begitu tahu ada challenge berbahaya ini bisa langusng didiskusikan dengan anak,” ungkapnya.

Begitu pun untuk pihak sekolah. Seto meminta agar tak melulu soal pelajaran sekolah yang jadi perhatian utama. Namun, juga soal aktivitas anak selama di sekolah.

Menurutnya, dalam usia anak-anak memang rasa ingin tahu dan mencoba hal baru begitu besar.

Akan mungcul suatu kebanggaan besar bila sudah berhasil mengikuti tantangan atau tren yang sedang viral.

Oleh sebab itu, perlu diarahkan dan dibimbing oleh orang tua dan guru di sekolah.

”Dorongan kreatifitas itu bisa seperti misalnya untuk bagaimana cara untuk bisa meraih masa depan yang baik,” ujarnya.

Seperti diketahui, saat ini sedang viral video yang mempertunjukkan siswa melakukan tantangan skip challenge atau pass out challenge.

Tantangan ini dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu hingga menyebabkan pelakunya kejang dan pingsan.

Banyak siswa menganggap bahwa aktivitas tersebut merupakan pengalaman yang menegangkan dan menyenangkan.

Pdahal sebaliknya. Mereka pingsan karena asupan oksigen ke otak terhenti beberapa saat.

Hal itu bisa berdampak mengerikan, seperti menyebabkan kerusakan sel-sel otak atau kelumpuhan organ-organ vital lainnya. (mia)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... SMK Kekurangan 91.861 Guru


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler